Berita Utama

Migrasi TV Analog ke Digital, Masyarakat Kota Sukabumi Sebut Minim Sosialisasi

×

Migrasi TV Analog ke Digital, Masyarakat Kota Sukabumi Sebut Minim Sosialisasi

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Kebijakan pemerintah untuk mengalihkan siaran televisi dari analog ke siaran digital menuai polemik dikalangan masyarakat Kota Sukabumi.

Pasalnya, informasi mengenai penonaktifan siaran televisi analog alias Analog Switch Off (ASO) di beberapa kabupaten/kota di Indonesia per tanggal 2 November 2022 ini belum banyak diketahui oleh warga Sukabumi, baik kota maupun kabupaten.

BACA JUGA : Keren, Bupati Sukabumi Terima Dua Penghargaan dari Jabar 

Apalagi ASO ini tak total dilakukan di semua wilayah sekaligus, termasuk Kota dan Kabupaten Sukabumi, di mana siaran televisi analog masih bisa ditonton. Sehingga, masih banyak masyarakat yang cenderung cuek.

Nurpalah (37) warga Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi mengaku sudah mengetahui rencana pemerintah untuk mengalihkan siaran televisi analog ke digital dari beberapa bulan ke belakang. Namun tak banyak informasi yang ia dapat. Bahkan menurutnya, migrasi siaran televisi dari analog ke digital ini sangat minim sosialisasi.

“Masih belum banyak orang yang tau, ini karena minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Ini baru dari televisi saja, sedangkan secara langsung ke lapangan tidak ada,” kata Nurpalah.

Sambung dia, yang baru diketahui adalah bahwa untuk bisa mengakses siaran televisi digital ini ia harus membeli peralatan yang disebut Set Top Box (STB). Namun untuk teknis penggunaannya masih belum memahami.

“Memang katanya siaran televisi digital itu nanti kualitas channel yang ditonton lebih berkualitas, terus harus pasang STB. Itu saja yang saya tahu. Karena minim sosialisasi juga di daerah jadi saya rasa masih banyak masyarakat yang kurang antusias,” ujarnya.

Dia berharap, Pemerintah Daerah bisa turun langsung kepada masyarakat untuk memberikan informasi. Lantaran masih banyak masyarakat yang masih belum paham terkait peralihan ini.

“Pemerintah daerah harus ikut terlibat juga dalam melakukan sosialisai kepada masyarakat. Sejauh ini kan hanya lewat televisi saja saja,” pungkasnya. (Ky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *