SUKABUMIKU.id – Dunia hiburan Indonesia kembali diwarnai dengan munculnya talenta muda berbakat. Kali ini, sorotan tertuju pada Ramiza Kuntadi, seorang pemuda yang mewarisi darah seni dari dua legenda perfilman Dewi Yull, dan sang kakek, Ray Sahetapy.
Namun, Ramiza Kuntadi tidak hanya sekadar membawa nama besar keluarganya. Ia kini tengah merintis jalannya sendiri di balik layar sebagai seorang sutradara muda yang menjanjikan.
Ramiza Kuntadi sendiri lahir di Jakarta pada 16 Juli 2006. Kini, Ramiza sudah besar dan merintis karier sebagai sutradara. Menariknya, Sejak masuk SMA, ia sudah mulai tertarik dengan dunia film seperti kakeknya.
Lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan dunia seni, kecintaan Ramiza pada film dan penceritaan visual tumbuh secara alami.
Ia menyaksikan langsung bagaimana dedikasi dan passion kakek neneknya, dalam berkarya telah menginspirasi banyak orang. Namun, alih-alih mengikuti jejak mereka di depan kamera, Ramiza memilih jalur yang berbeda namun tak kalah menarik, yaitu mengarahkan sebuah produksi film.
Minat Ramiza Kuntadi pada penyutradaraan tidak hanya sekadar ketertarikan sesaat. Ia menunjukkan keseriusannya dengan aktif terlibat dalam berbagai proyek film pendek dan video musik.
Dari sana, ia mulai mengasah kemampuannya dalam merangkai cerita, mengarahkan aktor, dan mewujudkan visinya ke dalam bentuk visual yang menarik.
Keterlibatannya dalam berbagai produksi independen memberikannya pengalaman berharga, dalam menghadapi tantangan di lapangan dan bekerja sama dengan berbagai kru dan talenta.
Proses ini menjadi sekolah informal yang efektif bagi Ramiza, untuk memahami seluk-beluk dunia produksi film secara mendalam. Sebagai seorang sutradara muda, Ramiza tentu membawa perspektif dan gaya bercerita yang segar.
Ia tumbuh di era digital dengan akses tak terbatas pada berbagai macam konten visual, dari seluruh dunia. Hal ini kemungkinan besar memengaruhi cara pandangnya dalam menyampaikan cerita, dan memilih tema-tema yang relevan dengan generasi seusianya.
Meskipun masih dalam tahap awal karier, potensi Ramiza sebagai seorang sutradara sudah terlihat.
Keberaniannya untuk mengambil peran di balik layar, didukung oleh pemahaman teknis dan visi artistik yang kuat, menjadikannya salah satu nama yang patut diperhitungkan di masa depan perfilman Indonesia.
Tentu saja, dukungan dari keluarga besarnya menjadi salah satu motivasi terbesar bagi Ramiza dalam meniti kariernya.
Dewi Yull dan Ray Sahetapy, dengan segudang pengalaman dan pengetahuan di industri hiburan, tentu memberikan arahan dan nasihat berharga bagi sang cucu.
Warisan semangat berkarya dan dedikasi pada seni yang mereka tanamkan menjadi bekal penting bagi Ramiza dalam menghadapi dinamika dunia perfilman.
Kiprah Ramiza Kuntadi di dunia penyutradaraan adalah sebuah perjalanan yang menarik untuk diikuti.
Dengan latar belakang keluarga yang kuat di dunia seni, semangat belajar yang tinggi, dan perspektif generasi muda yang unik, ia memiliki potensi besar untuk menghasilkan karya-karya yang inovatif dan berkesan.
Publik tentu menantikan karya-karya Ramiza selanjutnya, bagaimana ia akan menerjemahkan visinya ke layar lebar atau platform lainnya.
Apakah ia akan membawa pengaruh dari gaya penyutradaraan kakeknya, atau justru menciptakan ciri khasnya sendiri? Yang pasti, kehadiran Ramiza Kuntadi menambah warna baru dalam lanskap perfilman Indonesia.(Sei)