SUKABUMIKU.id – Di tengah hijaunya pegunungan dan sejuknya udara, tersimpan sebuah kisah pilu tentang kerinduan seorang anak terhadap ibunya. Gadis cantik tegar, yang sejak usia belia harus menanggung beban kehilangan sosok terkasih, ibundanya, Adah Saadah.
Empat belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu pula, ia hidup dalam bayang-bayang pertanyaan tanpa jawaban.
Ibunda tercinta, Adah Saadah, seorang TKW menghilang bagai ditelan bumi. Keberangkatannya ke negeri seberang kala itu adalah demi mengais rezeki untuk keluarga di Cianjur.
Dulu, keluarga mendapatkan kabar dari Saadah satu minggu setelah sampai di Arab Saudi. Namun, setelah itu kabar yang dinanti tak kunjung tiba, hingga akhirnya jejaknya pun lenyap.
Tiga bulan setelah Saadah tidak ada kabar, keluarga mendapatkan info dari pihak yang pernah bekerja di perusahaan tersebut yang mengatakan bahwa Saadah kabur.
Sang anak yang kini beranjak dewasa, tak pernah menyerah dalam mencari ibunya. Ia menuturkan, keluarga juga sudah berupaya untuk meminta bantuan kepada sponsor yang memberi jalan untuk berangkat, tetapi sudah tidak bertanggung jawab.
Diketahui, ia dulu ditinggal saat masih duduk di bangku kelas dua SD. Kini, usianya sudah menginjak 22 tahun, begitu pula dengan lima saudara kandung lainnya yang turut bertumbuh dewasa.
Ia pun bercerita, ibunya itu telah memiliki empat cucu sejak kepergiannya. Dengan keterbatasan informasi dan sumber daya, ia mencoba berbagai cara.
Dari bertanya kepada kerabat dan teman-teman ibunya, hingga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang Adah Saadah.
Setiap helai petunjuk kecil pun ia genggam erat, berharap dapat membawanya kepada sang ibu. Selain itu, ia juga menceritakan ayahnya yang tetap setia menunggu kepulangan sang ibu ke pelukannya.
Ia bahkan membagikan foto-foto ibu dan ayahnya di media sosial. Ia berharap ada seseorang yang bisa membagikan kabar mengenai ibunya tersebut padanya.
Kisah ini adalah potret buram dari risiko yang dihadapi para pekerja migran. Jauh dari keluarga dan minimnya perlindungan seringkali membuat mereka rentan terhadap berbagai masalah, termasuk kehilangan kontak dengan orang-orang tercinta.
Ia berharap ada uluran tangan dari pemerintah, organisasi kemanusiaan, maupun masyarakat luas yang mungkin memiliki informasi tentang keberadaan Adah Saadah. Setiap informasi, sekecil apapun, sangat berarti baginya.
Kisah ini juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya perlindungan dan perhatian, terhadap para pekerja migran. Mereka adalah pahlawan devisa yang seringkali berkorban banyak demi keluarga di kampung halaman.(Sei)