SUKABUMIKU.id – Di tengah hiruk pikuk Desa Bale Asri, Malang, Jawa Timur, sebuah kisah kedermawanan yang luar biasa mencuri perhatian publik. Ferry Suwandi, seorang pria yang dulunya hanya dikenal sebagai tukang bakso keliling, menjelma menjadi pahlawan bagi kampung halamannya.
Dengan menggunakan uang pribadinya yang mencapai angka fantastis, Rp 10 miliar, ia membangun jalan desa yang selama bertahun-tahun rusak parah dan menyulitkan aktivitas warga.
Kisah ini bukan hanya tentang pembangunan fisik semata, namun juga tentang ketulusan, kepedulian, dan bukti nyata bahwa kesuksesan sejati diukur dari dampak positif yang kita berikan kepada sesama.
Lahir pada 19 September 1972, Ferry, yang akrab disapa Suwadi, telah mengenal kerasnya hidup sejak belia. Setelah lulus SMP, alih-alih melanjutkan pendidikan formal, ia memilih untuk berjualan bakso.
Tahun 1992 menjadi titik balik kehidupannya ketika ia memutuskan merantau ke Batam. Di kota yang jauh dari kampung halaman, dengan bermodalkan gerobak dorong dan resep bakso andalannya, Ferry gigih menjajakan dagangannya.
Kerja keras dan cita rasa baksonya yang lezat rupanya mampu memikat lidah warga Batam. Perlahan namun pasti, usahanya berkembang pesat.
Dari satu gerobak, kini Ferry menjelma menjadi juragan bakso sukses dengan delapan cabang yang tersebar di berbagai wilayah Batam, mengusung nama “Bakso Gunung Sam Ferry”.
Kesuksesannya ini diraihnya melalui perjalanan panjang dan penuh perjuangan, menjadikannya sosok pengusaha kuliner yang patut diacungi jempol. Namun, di tengah gemerlap kesuksesan di perantauan, hati Ferry tak pernah lupa akan kampung halaman.
Ia selalu ingat kondisi jalan di Dusun Segelan, desa tempat ia dilahirkan dan dibesarkan, yang kondisinya semakin memprihatinkan dari tahun ke tahun.
Jalan desa yang terakhir kali diperbaiki pada tahun 2002 itu, telah berubah menjadi jalur tanah merah yang berlubang dan berlumpur terutama saat musim hujan tiba.
Kondisi ini tentu saja sangat menyulitkan aktivitas sehari-hari warga, mulai dari anak-anak yang bersekolah, petani yang mengangkut hasil panen, hingga aksesibilitas bagi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Keprihatinan inilah yang kemudian mendorong Ferry untuk mengambil tindakan nyata. Tanpa banyak bicara dan tanpa mengharapkan imbalan, Ferry Suwandi memutuskan untuk membangun kembali jalan desanya dengan menggunakan uang pribadinya.
Sebuah keputusan yang tentu saja mengejutkan banyak pihak. Bagaimana mungkin seorang penjual bakso rela mengeluarkan uang sebesar Rp 10 miliar, hanya untuk membangun jalan desa?
Jawabannya terletak pada hati nurani dan rasa tanggung jawab Ferry terhadap tanah kelahirannya.
Menurut penuturan Ketua RT, Ferry memang dikenal sebagai sosok yang dermawan sejak dulu.
Kebaikan hatinya bukan kali ini saja terlihat. Selain membangun jalan, Ferry juga telah membangun masjid dan lapangan sepak bola di kampung halamannya, menunjukkan komitmennya untuk memajukan kualitas hidup masyarakat Desa Bale Asri.
Inisiatif mulia Ferry Suwandi ini disambut dengan sukacita dan rasa syukur yang mendalam oleh warga desa. Mereka tak menyangka bahwa impian untuk memiliki jalan yang layak akhirnya terwujud, berkat kebaikan hati seorang putra daerah yang sukses di perantauan.