SUKABUMI – Di tengah hiruk pikuk persaingan aplikasi ojek online raksasa, muncul nama Zendo yang kini telah menjangkau puluhan kota di Indonesia Guru TK sukses.
Di balik kesuksesan Zendo, ada sosok perempuan tangguh bernama Lutfy Azizah, seorang founder yang memiliki kisah perjalanan hidup luar biasa, dimulai dari seorang guru TK dengan gaji 150 ribu per bulan.
Lutfy Azizah, perempuan kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, adalah otak di balik Zein Delivery Order, atau yang akrab disapa Zendo.
Baca Juga : Dari Office Boy hingga Miliarder Ini Kisah Jos Oren Pemilik Lima Bisnis Sukses
Sebelum menjadi CEO dari startup yang kini bermitra dengan Muhammadiyah ini, Lutfy meniti karier sebagai guru honorer di TK Aisyiyah Bangau Putih dari tahun 2006 hingga 2010.
Pada masa itu, honor yang diterimanya sungguh memprihatinkan, hanya Rp 150.000 per bulan. Tak berhenti di situ, ia juga sempat menjadi guru honorer SD dan staf akademik di STAI Muhammadiyah Tulungagung.
Perjalanan Lutfy untuk mencapai titik ini bukanlah jalan yang mulus. Ia bahkan pernah mengalami berbagai kegagalan bisnis kecil-kecilan setelah menjadi orang tua tunggal pada tahun 2013.
Baca Juga : Berkat Kura-kura, Briptu Janu Riyanto Saputro Ini Sukses Raup Belasan Juta
Namun, semangat wirausahanya tak pernah padam. Jiwa entrepreneurship Lutfy semakin terasah ketika ia bergabung dengan Serikat Usaha Muhammadiyah, sebuah wadah bagi para pengusaha Muhammadiyah maupun non-Muhammadiyah.
Inspirasi untuk mendirikan Zendo muncul pada tahun 2014, saat fenomena ojek online mulai merebak di Indonesia. Lutfy melihat peluang besar di Tulungagung yang saat itu belum memiliki layanan serupa.
Dengan berbekal diskusi bersama dosennya, ia memutuskan untuk memulai bisnis ojek online sendiri. Secara resmi, Zendo diluncurkan pada 30 September 2014.
Baca Juga : Siapa Sangka? Djaka Saputra Ini Dulunya Miskin Hingga Pernah Putus Sekolah, Kini Jadi Pengusaha Sukses
Awalnya, Zendo hanya beroperasi melalui pesan singkat via BBM dan promosi dari mulut ke mulut serta penyebaran poster. Lutfy bahkan pernah menawarkan jasa membelikan makanan dengan biaya antar hanya Rp 3.000.
Nama “Zendo” sendiri memiliki makna mendalam baginya, diambil dari nama putranya, Zein, dengan harapan bisnisnya dapat “abadi” seperti nama sang anak.
Perlahan tapi pasti, Zendo terus berkembang. Dari sekadar layanan delivery order, kini Zendo menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi motor dan mobil, pengiriman barang, antar makanan, hingga jasa kebersihan dan perbaikan rumah.
Zendo telah mengusung tagline “Apa Aja di Mana Aja,” yang mencerminkan komitmen mereka untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat kapan pun dan di mana pun.
Pada tahun 2023, perjalanan Zendo memasuki babak baru ketika Muhammadiyah, melalui Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), menunjukkan ketertarikan untuk berkolaborasi dan bahkan mengakuisisi Zendo.
Keberanian Lutfy yang berhasil mempertahankan bisnis kecilnya selama sembilan tahun di Tulungagung, dengan konsep dan visi misi yang kuat menjadi daya tarik bagi Muhammadiyah.
Berkat kerja keras dan kolaborasi ini, Zendo kini telah beroperasi di 70 kota di Indonesia dan berhasil menggandeng lebih dari 700 mitra pengemudi.
Zendo juga telah meraih penghargaan sebagai peserta terbaik sektor teknologi pada Entredev 2024 yang diberikan oleh Kementerian UMKM RI.
Kisah Lutfy Azizah adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi dan tantangan hidup tidak menjadi halangan untuk meraih impian besar.(Sei)