SUKABUMI – Di jantung kota Yogyakarta, sebuah merek ayam goreng telah lama menjadi favorit, terutama di kalangan mahasiswa dan masyarakat dengan anggaran terbatas, yaitu Olive Fried Chicken.
Di balik kesuksesan cita rasa gurih dan harga bersahabat ini, berdiri seorang pria bernama Kunardi Sastrawijaya. Kisahnya adalah tentang ketekunan, visi sederhana, dan rasa terima kasih yang mendalam pada kota yang telah memberinya kesempatan.
Lahir dan besar di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kunardi merantau ke Yogyakarta pada tahun 1993 untuk menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, mengambil jurusan Akuntansi.
Baca Juga : Inspirasi dari Blora: Adi Latif, Mantan Pekerja Korea yang Sukses Bertani
Sebagai mahasiswa dengan latar belakang keluarga sederhana, ia harus pandai mengatur keuangannya. Yogyakarta, dengan biaya hidup yang relatif terjangkau kala itu, menjadi tempat yang ramah bagi kantongnya.
Pengalaman hidup hemat ini kelak menumbuhkan sebuah ide di benaknya. Setelah lulus kuliah, Kunardi sempat mencoba peruntungan di bisnis ayam goreng dengan modal dari investor.
Namun, perbedaan prinsip membuatnya memilih untuk mundur dan membangun mimpinya sendiri. Bersama sang istri, Aurora Sri Rahayu, Kunardi mendirikan Olive Fried Chicken pada tahun 2011.
Baca Juga : Dari Office Boy hingga Miliarder Ini Kisah Jos Oren Pemilik Lima Bisnis Sukses
Gerai pertama mereka berlokasi di Jalan Taman Siswa, kawasan yang dekat dengan banyak kampus di Yogyakarta. Nama “Olive” sendiri terinspirasi dari karakter kartun, sebuah pilihan yang unik dan mudah diingat.
Namun, di balik kesederhanaan nama dan logonya, tersembunyi racikan bumbu rahasia yang diciptakan Kunardi melalui berbagai percobaan.
Ia memiliki standar tinggi dalam bisnisnya, memastikan bahan baku yang halal dan selalu segar. Lebih dari sekadar mencari keuntungan, bagi Kunardi, bisnis harus memberikan nilai bagi karyawan dan konsumen.
Baca Juga : Berkat Kura-kura, Briptu Janu Riyanto Saputro Ini Sukses Raup Belasan Juta
Salah satu kunci sukses Olive Fried Chicken adalah harganya yang sangat terjangkau, terutama untuk menu nasi dan sayap ayam dengan es teh.
Menu ini menjadi andalan mahasiswa yang ingin menikmati ayam goreng enak tanpa menguras dompet.
Bahkan, Kunardi mendedikasikan menu sayap ini tanpa mengambil keuntungan besar, sebagai wujud terima kasihnya kepada Yogyakarta yang telah menjadi rumah keduanya.
Baca Juga :Aries Budiman: Musisi Asal Sukabumi yang Sukses di Panggung Nasional Bersama Garasi
Semboyan “Olive for live” pun akrab di telinga para mahasiswa. Berbeda dengan banyak bisnis kuliner yang menawarkan sistem waralaba, Kunardi memilih untuk mengembangkan Olive Fried Chicken secara mandiri.
Ia membuka satu per satu gerai, memastikan kualitas dan standar tetap terjaga di setiap outletnya. Hingga kini, Olive Fried Chicken telah memiliki banyak gerai di Yogyakarta dan sekitarnya, menjadi ikon kuliner lokal yang tak lekang oleh waktu.
Olive Fried Chicken bukan hanya sekadar ayam goreng, tetapi juga representasi dari semangat kewirausahaan dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.(Sei)