Sosok

Anti Flexing Ini Kisah Pendiri Wardah Nurhayati yang Berawal dari Bisnis Rumahan Hingga Jadi Raksasa Kosmetik

×

Anti Flexing Ini Kisah Pendiri Wardah Nurhayati yang Berawal dari Bisnis Rumahan Hingga Jadi Raksasa Kosmetik

Sebarkan artikel ini
Anti Flexing Ini Kisah Pendiri Wardah Nurhayati yang Berawal dari Bisnis Rumahan Hingga Jadi Raksasa Kosmetik
Foto Pendiri Wardah Nurhayati yang Berawal dari Bisnis Rumahan Hingga Jadi Raksasa Kosmetik / Ist

SUKABUMI – Di balik gemerlap kemasan dan iklan yang memukau, ada kisah perjuangan tak kenal lelah seorang Nurhayati Subakat, yang mengubah merek kosmetik Wardah dari nol hingga menjadi raksasa di industri kecantikan Indonesia.

Perjalanan panjang ini berawal dari kegigihan seorang perempuan, yang tak gentar menjajakan produknya dari pintu ke pintu.

Nurhayati Subakat, lulusan farmasi ITB, memulai bisnisnya pada tahun 1985. Awalnya, ia membuka sebuah salon rumahan di Bandung.

Baca Juga : 5 Artis Asal Sukabumi yang Sukses di Dunia Hiburan Nasional

Dari sanalah, ia melihat peluang besar di industri kosmetik, terutama untuk produk-produk yang mengusung konsep halal. Saat itu, belum banyak merek kosmetik lokal yang berfokus pada segmen ini.

Dengan modal terbatas dan semangat membara, Nurhayati meracik sendiri produk perawatan rambut dan kulit di dapur rumahnya.

Keyakinan kuatnya pada prinsip halal dan kualitas produk menjadi pondasi utama yang ia tanamkan sejak awal. Ia menyadari bahwa banyak konsumen Muslim mencari produk kecantikan yang aman dan sesuai syariat, namun pilihannya masih sangat terbatas.

Baca Juga : Aries Budiman: Musisi Asal Sukabumi yang Sukses di Panggung Nasional Bersama Garasi

Merek Wardah sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1995. Pada masa-masa awal, tantangan terberat adalah memperkenalkan produk kepada konsumen. Nurhayati tidak segan untuk turun langsung ke lapangan.

Ia dan tim kecilnya, yang seringkali hanya terdiri dari beberapa orang, menjajakan produk Wardah dari pintu ke pintu salon, toko kelontong kecil, bahkan hingga arisan ibu-ibu.

Mereka menjelaskan manfaat produk, bahan-bahan yang digunakan, dan tentu saja, menegaskan status halalnya. Pendekatan personal ini membuahkan hasil.

Baca Juga : Inspirasi dari Blora: Adi Latif, Mantan Pekerja Korea yang Sukses Bertani

Konsumen mulai merasakan kualitas produk Wardah dan word-of-mouth menyebar. Meski pertumbuhan awalnya lambat, Nurhayati tidak pernah menyerah. Ia terus berinovasi, mendengarkan masukan pelanggan, dan memperbaiki formulasi produknya.

Seiring waktu, Wardah mulai mendapatkan kepercayaan lebih luas. Nurhayati Subakat selalu menekankan pentingnya riset dan pengembangan (R&D).

Ia berinvestasi pada teknologi dan sumber daya manusia untuk memastikan produk Wardah tidak hanya halal, tetapi juga efektif dan aman. Wardah menjadi pionir dalam menghadirkan kosmetik berlabel halal, dengan kualitas yang bersaing dengan merek internasional.

Strategi pemasaran Wardah pun semakin matang. Dari sekadar jualan pintu ke pintu, Wardah mulai merambah ke department store, pusat perbelanjaan modern, hingga akhirnya hadir di seluruh jaringan ritel besar di Indonesia.

Kampanye pemasaran yang cerdas, menggandeng brand ambassador yang inspiratif, dan menonjolkan citra wanita Muslim yang modern dan berdaya, semakin mengukuhkan posisi Wardah di hati konsumen.

Kini, Wardah telah bertransformasi menjadi salah satu merek kosmetik terkemuka di Indonesia, di bawah naungan PT Paragon Technology and Innovation.

Portofolio produknya sangat luas, mencakup makeup, skincare, dan perawatan rambut. Kesuksesan Wardah tidak hanya berhenti di pasar domestik, beberapa produknya bahkan telah menembus pasar internasional.

Kisah Nurhayati Subakat adalah bukti nyata bahwa dengan visi yang kuat, kerja keras tanpa henti, dan keberanian untuk memulai dari hal kecil, impian besar bisa terwujud.

Dari seorang perempuan yang gigih menjajakan produk dari pintu ke pintu, ia berhasil membangun sebuah kerajaan kosmetik yang membawa nama Indonesia bangga.

Kisahnya menginspirasi banyak pengusaha lain untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian, bahkan di tengah persaingan yang ketat.(Sei)