SUKABUMI – Taman Kota Lapang Merdeka Sukabumi terus memperkuat posisinya sebagai salah satu ruang publik sekaligus landmark bersejarah yang memiliki nilai penting bagi masyarakat Kota Sukabumi. Berlokasi di pusat kota, kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga menyimpan perjalanan panjang sejarah dari era kolonial hingga masa kemerdekaan.
Sejumlah fakta menarik mengenai perjalanan Lapang Merdeka menjadi sorotan, mengingat perannya yang vital dalam perkembangan Sukabumi:
1. Berawal sebagai Alun-Alun Era VOC
Pada masa VOC (1602–1799), Lapang Merdeka merupakan alun-alun di distrik Gunung Parang. Alun-alun ini menjadi pusat administrasi sekaligus tempat berkumpul masyarakat dan pejabat kolonial. Hampir seluruh distrik di Priangan pada masa itu memiliki alun-alun serupa sebagai pusat kegiatan pemerintahan.
2. Beragam Nama di Masa Kolonial
Sebelum menggunakan nama Lapang Merdeka, kawasan ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti Taman Victoria, Taman Lenne, dan Alun-Alun Utara. Nama-nama tersebut menggambarkan pengaruh Inggris dan Belanda yang pernah menguasai tanah di sekitar lapangan pada abad ke-19.\
Baca Juga : Ramuan Obat Kuat Pria Ala Sukabumi: Telur Bebek Madu dan Susu Beruang
Pada 1883, lapangan berada di depan Hotel Victoria milik pengusaha Inggris bernama Ort. Saat Jepang masuk pada 1942, hotel dan lapangan berganti nama menjadi Hotel Merdeka dan Lapang Merdeka, mencerminkan semangat kemerdekaan yang menguat pada masa itu.
3. Lokasi Ritual Bambu Runcing di Cubluk
Pada masa perjuangan melawan Belanda, Lapang Merdeka menjadi lokasi penting bagi para pejuang. Di bawah lapangan terdapat mata air bernama Cubluk, yang digunakan untuk mencuci bambu runcing sebagai simbol pemurnian sebelum berperang. Ritual ini dipimpin oleh tokoh perjuangan Sukabumi, K.H. Ahmad Sanusi.
4. Kunjungan Bersejarah Presiden Soekarno
Pada 1 Maret 1951, Presiden Soekarno menyampaikan pidato penting mengenai pembebasan Irian Barat di Lapang Merdeka. Ribuan warga hadir, bahkan toko-toko tutup untuk mendengarkan pidato dalam bahasa Sunda. Bung Karno kembali mengunjungi lapangan ini pada 1952 untuk melaksanakan salat Idul Adha bersama masyarakat.
Baca Juga : Ramuan Obat Kuat Stamina Pria dengan Akar dan Buah Pinang
5. Salat Idul Adha Bersama Presiden Joko Widodo
Momen bersejarah kembali terulang ketika Presiden Joko Widodo melaksanakan salat Idul Adha di Lapang Merdeka pada 1 September 2017. Bersama Ibu Iriana dan sekitar 10 ribu jamaah, Presiden menyampaikan pesan kebangsaan terkait keberagaman Indonesia.
6. Revitalisasi Modern oleh Pemerintah Daerah
Setelah sempat mengalami penurunan kualitas pada era 1980–1990-an, Lapang Merdeka direvitalisasi di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Kini, kawasan ini dilengkapi jogging track, taman bermain, fasilitas olahraga, dan area publik yang lebih tertata.
7. Ruang Serbaguna bagi Warga Sukabumi
Dengan luas sekitar 7 hektare, Taman Kota Lapang Merdeka kini menjadi pusat aktivitas masyarakat, mulai dari olahraga, festival seni, hingga pasar kuliner. Suasana sejuk dengan latar Gunung Gede menambah daya tarik kawasan ini sebagai ruang rekreasi dan wisata sejarah.
Ajakan Berkunjung
Sebagai ruang publik yang menggabungkan nilai historis dan fasilitas modern, Lapang Merdeka menawarkan pengalaman rekreasi sekaligus edukasi sejarah. Pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas Sukabumi seperti mochi yang banyak dijual di sekitar lapangan.
Dengan kekayaan sejarah dan wajah baru yang lebih ramah bagi masyarakat, Taman Kota Lapang Merdeka Sukabumi menjadi destinasi yang layak dikunjungi serta menjadi kebanggaan warga Sukabumi.(SE)

