Pariwisata

Potensi Lokal Bangkit: Desa Sukajaya di Kecamatan Sukabumi Hadirkan Wisata Budaya Swadaya Warga

×

Potensi Lokal Bangkit: Desa Sukajaya di Kecamatan Sukabumi Hadirkan Wisata Budaya Swadaya Warga

Sebarkan artikel ini
Potensi Lokal Bangkit: Desa Sukajaya di Kecamatan Sukabumi Hadirkan Wisata Budaya Swadaya Warga
Potensi Lokal Bangkit: Desa Sukajaya di Kecamatan Sukabumi Hadirkan Wisata Budaya Swadaya Warga. Foto : Istimewa

SUKABUMI– Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, kini menghadirkan wajah baru melalui penataan Jalan Raya Ciaul Pasir sepanjang 200 meter menjadi kawasan wisata budaya. Ruas jalan di depan kantor desa tersebut disulap menjadi ruang publik bernuansa Sunda yang menarik perhatian warga dan pengunjung dari luar daerah.

Berbagai ornamen khas Sunda seperti pagar bambu, pohon berbalut kain sarung, serta lampu hias dipasang secara rapi. Nuansa kampung adat terasa kuat, menyerupai konsep Kampung KDM di Lembur Pakuan, Subang, yang sempat viral dan menjadi inspirasi warga.

Kepala Desa Sukajaya, Deden Gunaefi, menyampaikan bahwa inisiatif penataan ini pada awalnya hanya bertujuan memperindah lingkungan desa. Namun, keterlibatan warga akhirnya mendorong lahirnya konsep wisata budaya.

Baca Juga : Jadwal Coppa Italia 2025/2026: Persaingan Memanas, Bologna Siap Pertahankan Gelar

“Awalnya sederhana, hanya ingin mempercantik desa. Tapi waktu dikerjakan, banyak masukan dari warga. Akhirnya kita coba adopsi konsep Lembur Pakuan. Apalagi desa ini kaya bambu, jadi potensinya kita manfaatkan,” ujarnya.

Proses penataan dilakukan melalui gotong royong seluruh elemen masyarakat, mulai dari perangkat desa, karang taruna, hingga ketua RW. Mereka bekerja bersama memasang pagar bambu, lampu hias, serta berbagai elemen visual lainnya.

“Semua warga ikut terlibat. Ada yang motong bambu, ada yang masang. Benar-benar sesuai moto desa kita: Tikukur, Ti Urang, Ku Urang, Keur Urang,” kata Deden.

Baca Juga : Ramuan Tradisional untuk Meningkatkan Stamina Pria Hanya Dengan Bawang Merah dan Sereh

Menariknya, proyek ini tidak menggunakan anggaran pemerintah. Seluruh kebutuhan, termasuk sekitar 2.000 batang bambu, diperoleh secara swadaya dari warga dan dukungan pengusaha lokal.

“Kalau dihitung nilainya bisa puluhan juta. Tapi semuanya lahir dari semangat gotong royong warga. Saya sampai terharu,” tambahnya.

Sebagai desa pemekaran, Sukajaya sebelumnya belum memiliki destinasi wisata unggulan. Namun kini, potensi bambu yang melimpah mulai diberdayakan tidak hanya untuk kerajinan besek mochi, melainkan juga sebagai elemen estetika desa yang mendukung pengembangan wisata.

Kawasan wisata budaya ini langsung menarik minat masyarakat. Pengunjung datang untuk berfoto, bersepeda, atau menikmati suasana kampung. Bahkan beberapa kreator konten dari Banten dan Cianjur memilih menginap untuk membuat materi video.

Aktivitas ekonomi warga juga mulai bergerak melalui kehadiran stand UMKM. “Kemarin kita coba gelar stand UMKM. Antusiasme luar biasa. Warga jual cilok, gorengan, kopi, bahkan hasil kebun. Ekonomi masyarakat mulai ikut bergerak,” ujar Deden.

Inisiasi warga Sukajaya turut mendapat perhatian pemerintah daerah serta Gubernur Jawa Barat, yang memberikan apresiasi melalui unggahan di media sosial.

Hingga kini, progres pembangunan kawasan wisata mencapai sekitar 75 persen. Ke depan, desa berencana menambah fasilitas seperti kafe tradisional, kebun anggur, serta menggelar event makan liwet bersama pengunjung.

“Kita ingin pengunjung bisa merasakan suasana kampung zaman dulu. Masak nasi liwet bareng, pakai kayu bakar, makan rame-rame di tikar,” pungkasnya.(SE)