SUKABUMI – Sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) menggelar unjuk rasa di Balai Kota Sukabumi pada hari Jumat (12/12/2025). Aksi ini dilakukan untuk menyoroti persoalan sistem drainase yang dinilai sebagai penyebab utama banjir besar yang melanda kota tersebut.
Gubernur BEM KBM Fakultas Pertanian UMMI, Arief Ferdiansyah, mengkritik lemahnya upaya mitigasi bencana di Kota Sukabumi. Ia mengungkapkan, banjir pada 5 Desember 2025 lalu telah merendam belasan titik permukiman, termasuk kawasan Cikole, Warudoyong, Lio Santa, dan Gedong Panjang.
“Hujan deras memang faktor utama, tapi persoalan sebenarnya ada pada drainase yang tidak memadai. Kapasitas saluran air jelas tidak mampu menampung debit saat hujan tinggi,” papar Arief.
Baca Juga: Panja Ungkap TKPP dan Rangkap Jabatan Bermasalah, GMNI Sukabumi Raya Serukan Penegakan Hukum
Menurutnya, pembenahan drainase terpadu dan sekunder sesuai Perda Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2022 harus segera dilaksanakan. Arief menambahkan bahwa drainase terpadu harus mampu mengendalikan aliran air dan mencegah penumpukan di satu titik yang kerap memicu banjir.
Ia juga menyoroti perlunya perbaikan total pada drainase di pinggir jalan yang terdampak karena dinilai membahayakan keselamatan warga.
Dalam kesempatan itu, mahasiswa juga menyampaikan tiga tuntutan konkret kepada Pemerintah Kota Sukabumi. Pertama, pemaksimalan penataan drainase terpadu dan sekunder, terutama di area sekitar Jalan Selabintana dan Jalan Siliwangi.
Baca Juga: Bupati Sukabumi Lantik Tiga Kadis dan Direktur RSUD Sekarwangi, Minta Tumbuhkan Budaya Kerja Baik
Kedua, pengoptimalan pelaksanaan Perda No. 1 Tahun 2025 tentang peningkatan pemahaman masyarakat terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Ketiga, mereka mendesak DPRD Komisi 3 untuk melakukan pengawasan serta evaluasi menyeluruh terhadap proses pembangunan di kota itu.
Arief mengingatkan bahwa musim hujan diperkirakan akan kembali melanda dalam dua bulan ke depan, sehingga pemerintah harus segera bertindak. “Ini bukan soal angka, tapi soal nyawa warga Kota Sukabumi,” tegasnya.
Selain drainase, mahasiswa turut menyoroti masalah sedimentasi sungai yang membuat dasar sungai menjadi dangkal dan air mudah meluap. Mereka mendorong Pemkot untuk mengembangkan infrastruktur hijau sebagai solusi jangka panjang.
Aspirasi dari para pengunjuk rasa diterima langsung oleh Asisten Daerah Bidang Umum, Imran Whardani, dan Sekretaris DPUTR Kota Sukabumi, Muhammad Sahid. Aksi berjalan dengan tertib dan para mahasiswa berharap tuntutan mereka segera diwujudkan dalam langkah nyata untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa yang akan datang.

