Kota Sukabumi

Anggota DPRD Jabar Soroti Krisis PDAM Sukabumi, Pemerintah Kota Siapkan Perombakan Manajemen

×

Anggota DPRD Jabar Soroti Krisis PDAM Sukabumi, Pemerintah Kota Siapkan Perombakan Manajemen

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dessy Susilawati

SUKABUMI – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Dessy Susilawati, menyoroti kondisi memprihatinkan yang tengah dialami Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi.

Di tengah menurunnya jumlah pelanggan dan tingginya angka kebocoran air, Pemerintah Kota Sukabumi berencana melakukan perombakan total terhadap manajemen PDAM sebagai langkah pembenahan menyeluruh.

Dalam konferensi pers di Kantor PDAM Jalan Bhayangkara, Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM, Tia Kusumawanti Kosasih, mengungkapkan adanya penurunan signifikan jumlah sambungan langganan (SL) dalam lima bulan terakhir.
“Jumlah pelanggan turun dari 20.056 SL per 31 Desember 2024 menjadi 19.515 SL per 31 Mei 2025,” ujarnya.

Kondisi tersebut diperparah oleh tingginya angka tunggakan. Sekitar 20 persen pelanggan, atau setara dengan 4.000 SL, tercatat belum melunasi pembayaran. Meski pihak PDAM telah melakukan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pelanggan, tingkat kepatuhan tetap rendah.

“Sesuai prosedur, kami melakukan penutupan sambungan bagi pelanggan yang menunggak,” tambah Tia.

Sebagai upaya pemulihan, PDAM menjalankan program penambahan 500 SL melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang disalurkan oleh Dinas PUTR Kota Sukabumi. Program ini sempat tertunda akibat proses audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun telah rampung dengan penandatanganan berita acara serah terima pada 2 Juni 2025. Aktivasi pelanggan baru ditargetkan selesai akhir Juni 2025, dengan harapan bisa mengembalikan jumlah pelanggan ke angka 20.000.

Namun, tantangan lain muncul dari rendahnya minat masyarakat. Berdasarkan survei peminatan (RDS) yang dilakukan bersama PT Bhakti Air Indonesia di tujuh kecamatan, hanya 4,36 persen dari total 121.751 kepala keluarga (KK) — atau sekitar 5.308 KK — yang menyatakan minat menjadi pelanggan baru.

Tak hanya itu, krisis juga mencuat dari sisi teknis. Angka kehilangan air (non-revenue water) melonjak dari 76,06 persen pada 2024 menjadi 82 persen per Mei 2025. Hal ini juga diungkapkan oleh Wali Kota Sukabumi dalam pernyataannya pada 17 Juni lalu.

“Penyebab utama kebocoran adalah turunnya jumlah pelanggan dan konsumsi air,” terang Tia.

PDAM bersama PT Bhakti Air Indonesia telah mengganti meter air pelanggan dan melakukan pencarian intensif terhadap kebocoran pipa. Selama tiga bulan terakhir, ditemukan 70 titik kebocoran di jaringan pipa transmisi dan distribusi.
Sebagai bagian dari langkah pembenahan internal, PDAM juga melakukan mutasi manajemen. Menanggapi rencana perombakan total yang diwacanakan Wali Kota Sukabumi, pihak PDAM menyatakan dukungan penuh.

“Perombakan manajemen adalah hak prerogatif Bapak Wali Kota selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM). Kami yakin langkah ini akan membawa dampak positif terhadap kualitas layanan PDAM ke depan,” tutup Tia. (Ky)