SUKABUMIKU.id – Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (6/3) malam, tidak hanya menyebabkan kerusakan parah, tetapi juga menelan korban jiwa. Hingga Senin (10/3), dilaporkan 5 warga tewas dan 4 lainnya masih hilang.
Di antara korban tewas, terdapat Eneng Santi (40) dan putrinya, Siti Nurul Awalia (3), yang ditemukan dalam kondisi memilukan. Jasad keduanya ditemukan berpelukan, tertimbun tanah dan material banjir di dalam rumah kontrakan mereka di Kampung Gumelar RT 02/22, Kelurahan Palabuhanratu, yang berada di bantaran Sungai Cipalabuan.
Ahmad Rizkiansyah, Kasie Operasi Kantor SAR Jakarta, menjelaskan bahwa tim SAR menemukan jenazah ibu dan anak tersebut pada Jumat (7/3) sekitar pukul 13.30 WIB, sekitar 5 meter dari lokasi rumah mereka. “Ditemukan dalam kondisi berpelukan pada saat dievakuasi,” ujarnya.
Menurut keterangan saksi, saat air sungai meluap dan mulai menerjang, Eneng dan Siti masih berada di dalam rumah. Teriakan minta tolong sempat terdengar saat air semakin tinggi dan deras. Dina (59), tetangga korban, mengaku sudah mengingatkan Eneng untuk menyelamatkan diri, namun korban tetap bertahan di dalam rumah.
“Waktu itu terdengar suara minta tolong. [warga] Ada yang mencoba mengambil tali untuk menolong, tapi saat kembali rumahnya sudah hancur diterjang arus sungai,” ujar Dina.
Suami korban, Aang, yang sedang berjualan di Pasar Palabuhanratu saat kejadian, sempat mengatakan kepada RW setempat bahwa istri dan anaknya telah mengungsi ke Cikakak. Namun, setelah penemuan jenazah keduanya, Aang menjadi sasaran emosi warga karena dianggap berbohong dan tidak peduli terhadap keluarganya.
Kepada polisi, Aang mengaku mengira istri dan anaknya telah selamat dan pulang ke kampung halamannya di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Kapolsek Cikakak AKP Dudung menyatakan bahwa Aang sangat terkejut dan sedih saat mengetahui kenyataan pahit tersebut.
Selain Eneng dan Siti, korban meninggal lainnya adalah Nendi Saputra (7) dan Yayar (70) di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, serta Ooy (69) di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan. Sementara itu, 4 korban hilang adalah Darjat (60), Siti Maryam (35), dan Ahyar Fauzi (9) warga Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong, serta Mondi (9) warga Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Lengkong sebagai wilayah tanggap darurat bencana. Fokus utama saat ini adalah pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan, perlindungan kelompok rentan, dan pemulihan sarana prasarana yang rusak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menyatakan bahwa upaya pencarian 4 korban hilang terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Penambahan personel dan alat berat juga dikerahkan untuk memudahkan akses ke lokasi kejadian. (mrf/*)