SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mengklaim telah melakukan penanganan menyeluruh terhadap berbagai kejadian bencana yang terjadi di wilayahnya. Penanganan tersebut mencakup fase pra-bencana, saat kejadian, hingga pasca-bencana dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kesiapsiagaan.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pengaktifan Posko Kolaborasi Aksi Siaga Bencana (ASB) bersama lintas sektor. Posko ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat koordinasi, tetapi juga menjadi tempat distribusi bantuan seperti paket sembako bagi warga terdampak bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Suhendar, menyampaikan bahwa langkah mitigasi risiko bencana juga diperkuat secara legal dengan diterbitkannya Surat Keputusan Wali Kota Sukabumi Nomor 188.45/268-BPBD/2024. SK tersebut menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Tanah Longsor di wilayah Kota Sukabumi.
“Keputusan ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan struktural atas semakin seringnya bencana terjadi di Kota Sukabumi,” tegas Suhendar.
Selain upaya struktural, BPBD juga aktif melakukan edukasi kebencanaan kepada masyarakat serta mengimbau warga agar tetap waspada menghadapi musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana. Masyarakat diminta berperan aktif dalam pelaporan dini terhadap potensi ancaman yang ada di lingkungan sekitar.
“Kami mengajak masyarakat lebih proaktif dalam melaporkan potensi bencana dan tidak lengah terhadap ancaman cuaca ekstrem, banjir, serta longsor—yang kami istilahkan sebagai Cuek Balong,” pungkasnya. (Ky)
