SUKABUMI – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Kabupaten Sukabumi, Dessy Susilawati, mengimbau masyarakat agar lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Hal ini disampaikan menyusul ramainya pemberitaan terkait seorang konten kreator yang berurusan dengan hukum akibat pernyataannya di media sosial yang dinilai menyinggung suku tertentu.
Dessy menegaskan bahwa media sosial sejatinya merupakan ruang publik yang dapat memberikan dampak luas, baik positif maupun negatif. Karena itu, setiap pengguna dituntut untuk menjaga etika, menghormati keberagaman, serta menghindari konten yang berpotensi memicu perpecahan.
“Media sosial bisa menjadi sarana edukasi dan silaturahmi, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah jika digunakan tanpa pertimbangan. Kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, sehingga saling menghormati adalah kunci,” ujar Dessy, Sabtu (13/12/2025).
Baca Juga: Dituduh Selingkuh, ASN Pemkab Sukabumi Diculik dan Dianiaya Pengusaha
Legislator perempuan dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga menjabat Bendahara Fraksi PAN DPRD Provinsi Jawa Barat ini menilai pentingnya literasi digital bagi masyarakat, terutama generasi muda. Menurutnya, pemahaman tentang batasan hukum, etika, dan dampak sosial dari unggahan di media sosial harus terus diperkuat.
Sebagai anggota Komisi V DPRD Jawa Barat yang membidangi kesejahteraan rakyat, Dessy mengingatkan bahwa konflik sosial yang dipicu oleh ujaran kebencian dapat berdampak luas, tidak hanya pada individu, tetapi juga pada harmoni sosial dan ketenteraman masyarakat.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Sukabumi Buka LawungKala, Wadah Eksplorasi Konten Kreator Lokal
“Perbedaan suku, budaya, dan latar belakang adalah kekayaan bangsa. Jangan sampai media sosial justru menjadi alat untuk merusak persatuan,” katanya.
Dessy berharap masyarakat dapat mengambil pelajaran dari berbagai kasus yang muncul belakangan ini, dengan menjadikan media sosial sebagai ruang yang sehat, produktif, dan bermanfaat. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan saling mengingatkan agar tidak terjebak pada konten yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

