Berita SukabumiSukabumi

dr Sarah Handayani Ajak Warga Parungseah Sukabumi Kompak Cegah Stunting

×

dr Sarah Handayani Ajak Warga Parungseah Sukabumi Kompak Cegah Stunting

Sebarkan artikel ini
dr Sarah
dr Sarah Handayani berfoto bersama warga Desa Parungseah. Foto: Istimewa

SUKABUMIKU.id-– Wakil Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) dr Sarah Handayani mengajak Pemerintah desa dan warga kompak mencegah stunting. Hal tersebut dikatakan Sarah di hadapan warga Parungseah Kader Posyandu.

” Banyak Ibu-Ibu yang takut menimbang bayinya ke posyandu karena takut dan disalahkan kenapa kok gak naik berat badannya.” ujar dr Sarah Handayani.

Dikatakannya, gizi buruk dan penyakit di masa anak-anak membatasi pertumbuhan manusia. Akibatnya, rata-rata tinggi badan suatu penduduk berkorelasi kuat dengan taraf hidup penduduk. Studi tentang tinggi badan manusia relevan bagi sejarawan yang ingin memahami sejarah kondisi kehidupan karena efek dari standar hidup material yang lebih baik adalah membuat orang lebih tinggi, tinggi manusia digunakan sebagai ukuran tidak langsung untuk standar hidup.

Baca Juga: 60 Penumpang KA Pangrango Bogor Sukabumi Sudah Refund Tiket, PT KAI Batalkan Perjalanan

” Sejarah tinggi manusia memungkinkan kita untuk melacak kemajuan melawan kekurangan gizi dan penyakit dan memungkinkan untuk memahami siapa yang mulai mendapat manfaat dari kemajuan modern,” ujarnya.

Upaya untuk penurunan stunting ini perlu dilakukan kata Sarah untuk penguatan dengan dukungan semua pihak baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat melalui intervensi spesifik maupun sensititif. stunting itu bisa diatasi untuk tidak menjadi stunting atau dikoreksi itu diseribu hari kehidupan pertama.

” Sehingga ketika bayi lahir sampai 2 tahun ini masih bisa dilakukan modifikasi, intervensi supaya tidak bisa menjadi stunting,” jelasnya.

Baca Juga:Musrenbang Kabupaten Sukabumi, Fokus Pembangunan 2024 Peningkatan Infrastruktur

Edukasi dan pemberdayaan masyarakat juga mendorong pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur. dr Sarah yang akrab dikenal dengan panggilan Bunda di tengah masyarakat mendorong agar ada gerakan peduli tetangga dan lingkungan agar peduli kesehatan sesama, khususnya ibu hamil, bayi dan balita. Ia menegaskan, jika ada anak stunting di sekitar kita, maka sebaiknya segera dirangkul dan dibantu.

“Sebenarnya persoalan stunting bukan hanya masalah malnutrisi. Akibat stunting secara jangka panjang akan berdampak pada peningkatan morbiditas dan mortalitas, dan perkembangan anak yang buruk dengan apasitas belajar, peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasanya serta penurunan produktivitas kemampuan ekonomi.” ujarya,

Bertepatan dengan kegiatan acara Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) STIE PASIM, ia berpesan kepada mahasiswa agar merencanakan kehamilan sejak sekarang. “Jangan anemia dan jadilah remaja yang sehat.” pungkasnya. (*)