SUKABUMI – Gua Lalay, sebuah gua alami berukuran besar di kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menjadi saksi bisu perpaduan pesona alam dan sejarah masa lampau. Dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, gua ini memiliki panjang sekitar 20 meter dengan tinggi dan lebar mencapai 15 meter.
Warga setempat mengenal gua ini sebagai habitat kelelawar yang dulunya kerap menyuguhkan atraksi alami menjelang senja. Ribuan kelelawar keluar dari mulut gua dengan membentuk formasi yang unik, menyerupai tarian berputar di langit sore. Sayangnya, fenomena ini kini semakin jarang terlihat.
Baca Juga: Siswa MAN 3 Sukabumi Angkatan 38 Bagikan Ratusan Paket Makan Gratis sebagai Wujud Syukur Kelulusan
“Putaran kelelawarnya dulu sangat indah. Sekarang sudah berkurang,” ujar Rifal, salah satu warga setempat. Ia juga menjelaskan bahwa bau menyengat mirip belerang yang tercium di sekitar gua berasal dari kotoran kelelawar. “Dulu warga masih boleh mengambil kotorannya untuk pupuk, sekarang sudah tidak boleh,” tambahnya.
Perubahan juga terlihat dari berdirinya sebuah menara telekomunikasi di atas gua. Keberadaan menara tersebut dinilai sebagian warga mengganggu keseimbangan alami kawasan itu. Rifal sendiri mengaku tidak tahu sejak kapan menara itu dibangun.
Enden Suganda, seorang pendidik yang tinggal di Desa Jayanti, turut membagikan kisah sejarah Gua Lalay. Menurut cerita yang ia dengar sejak tahun 1982, kawasan ini dulunya bukanlah daratan melainkan lautan. “Katanya dulu ombak laut sampai ke sini. Kemudian berubah jadi daratan,” ungkapnya.
Baca Juga: Dua Rumah Ludes Terbakar di Cikembar, Satu Warga Alami Luka Bakar Serius
Tak hanya menyimpan kisah geologis, Gua Lalay juga punya nilai historis. Pada masa penjajahan, gua ini konon digunakan sebagai tempat persembunyian. Bahkan, pada era 1980-an, lokasi ini kerap dijadikan lokasi shooting film-film kolosal yang dibintangi aktor laga Barry Prima.
Kini, meskipun sebagian daya tarik alaminya mulai memudar, Gua Lalay tetap menjadi destinasi yang menyimpan kekayaan alam, sejarah, dan budaya yang tak ternilai. Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat menjaga kelestariannya agar keunikan Gua Lalay tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. (Ndiw)