SUKABUMI — Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dadang Hermawan, angkat bicara terkait keluhan para nelayan di wilayah pesisir Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi, yang mengalami kerugian akibat anjloknya harga baby lobster atau benih lobster dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Dadang, potensi produksi baby lobster dari perairan Indonesia, khususnya di wilayah Sukabumi, sangat besar. Namun sayangnya, keterbatasan akses ekspor membuat hasil tangkapan nelayan sering tidak terserap optimal.
“Baby lobster hasil tangkapan nelayan itu luar biasa besarnya. Tapi karena peran ekspornya terbatas, sering terjadi pengembalian atau bahkan pembuangan kembali ke laut. Ini sangat merugikan nelayan,” ujar Dadang, Senin (9/6/2025).
Baca Juga: Dukung Program Bangga Kencana, Kepala Desa Ujunggenteng Apresiasi Kolaborasi DPR dan BKKBN
Dadang juga menyoroti peran koperasi lokal yang selama ini menjadi mitra nelayan. Menurutnya, keterbatasan kapasitas koperasi dan stagnasi proses ekspor membuat barang hasil tangkapan nelayan menumpuk. Bahkan sudah hampir tiga minggu, jadwal pengiriman ekspor belum berjalan optimal.
“Kami mendesak agar pemerintah dan pihak terkait segera mempercepat proses perizinan dan operasional ekspor. Jangan sampai nelayan terus-terusan merugi. Minimal harga bisa stabil di kisaran Rp5.000 sampai Rp6.000 per ekor agar nelayan tetap bisa bertahan,” tegas Dadang.
Ia berharap ada langkah cepat dari pemerintah pusat maupun daerah untuk menyelesaikan persoalan ini, demi menyelamatkan perekonomian masyarakat pesisir, khususnya para nelayan tradisional di Sukabumi. (Ndiw)