Sosok

Kisah PO AKAS Group, Dulu Bengkel Senjata Kemerdekaan Kini Jadi Penguasa Bus di Jawa Timur

×

Kisah PO AKAS Group, Dulu Bengkel Senjata Kemerdekaan Kini Jadi Penguasa Bus di Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
Kisah PO AKAS Group, Dulu Bengkel Senjata Kemerdekaan Kini Jadi Penguasa Bus di Jawa Timur
Kisah PO AKAS Group, Dulu Bengkel Senjata Kemerdekaan Kini Jadi Penguasa Bus di Jawa Timur. Foto : Sei / Youtube

SUKABUMI – Di tengah gemuruh lalu lintas jalanan Jawa Timur, nama PO AKAS Group telah lama dikenal sebagai salah satu operator bus terbesar dan paling berpengaruh.

Ribuan armada busnya melayani berbagai rute, dari antar kota hingga antar provinsi, mengantarkan jutaan penumpang setiap tahunnya.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa cikal bakal perusahaan transportasi raksasa ini bermula dari sebuah bengkel sederhana di Probolinggo, yang bahkan sempat menjadi tempat reparasi senjata para pejuang kemerdekaan.

Baca Juga : Tips Liburan Seru ke Curug Bibijilan Sukabumi, Alam Indah dan Menantang

Bengkel ini bukan sekadar tempat reparasi kendaraan biasa. Di masa-masa perjuangan kemerdekaan, bengkel milik H. Karman Amat ini menjadi saksi bisu, bahkan turut berperan penting dalam membantu para pejuang.

Konon, bengkel ini kerap digunakan untuk mereparasi senjata-senjata yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan. Sebuah kontribusi tak langsung yang menunjukkan semangat patriotisme dari seorang pengusaha.

Baca Juga : Perjalanan Santai ke Ujung Genteng: Menyusuri Jalur Perkebunan Teh dan Jalan Mulus Waluran

Setelah kemerdekaan Indonesia diraih, fungsi bengkel perlahan bergeser. Dengan pengalaman yang matang di dunia otomotif, H. Karman Amat mulai melirik peluang baru di sektor transportasi darat.

Pada tahun 1951, ia memulai bisnis angkutan dengan mengoperasikan bus miliknya sendiri. Saat itu, bus-bus yang digunakan masih sederhana, dengan bodi kayu dan berbahan bakar bensin, melayani rute-rute pendek seperti Probolinggo, Sukapura, dan Krucil.

Melihat potensi besar dalam bisnis angkutan penumpang, H. Karman Amat semakin serius mengembangkan usahanya. Puncaknya, pada tanggal 23 Maret 1956, secara resmi berdirilah PO AKAS dalam bentuk Perseroan Komanditer dengan akta notaris Sie Kwan Ho No. 11.

Baca Juga : Intip Curug Cipeuteuy Majalengka, Pesona Air Terjun di Kaki Gunung Ciremai

Nama AKAS sendiri konon merupakan akronim dari “Ali Karman Amat Sekeluarga”, yang merepresentasikan semangat kekeluargaan yang menjadi pondasi perusahaan ini.

Sejak saat itu, PO AKAS terus berkembang pesat. Jumlah armada bertambah, dan jangkauan trayek meluas hingga mencakup berbagai wilayah di Jawa Timur, bahkan merambah ke Jawa Tengah dan Bali.

Konsistensi dalam memberikan pelayanan yang baik dan tarif yang terjangkau menjadi salah satu kunci keberhasilan PO AKAS dalam merebut hati masyarakat.

Pada tahun 1976, untuk mengoptimalkan pengelolaan dan mempercepat ekspansi, H. Karman Amat memutuskan untuk membagi perusahaan menjadi empat entitas terpisah.

Pertama, PO AKAS I. Dipimpin oleh Harsono, putra pertama H. Karman Amat. Fokus utamanya adalah trayek Surabaya-Banyuwangi atau Malang-Banyuwangi. Ciri khas bus ini adalah tulisan “AKAS” dengan huruf yang terpisah-pisah.

Kedua, PO AKAS II. Dipimpin oleh Hartoyo atau Pak Tingok, putra H. Karman Amat lainnya. Armada AKAS II dikenal paling banyak dan melayani rute ke timur, hingga Jawa Tengah dan Bali.

AKAS II juga memiliki anak perusahaan seperti AKAS AG, AKAS ASRI, dan AKAS NNR yang kini menjadi AKAS N1 dan AKAS NR.

Selanjutnya ada PO AKAS III. Dikelola oleh Ali, saudara ipar H. Karman Amat. Bus ini identik dengan bodi ungu dan menggunakan nama Anggun Krida serta Kurnia Jaya untuk trayek Surabaya-Banyuwangi.

Terakhir yaitu PO AKAS IV. Dipimpin oleh Eddy Hariadi, dengan trayek yang mirip AKAS I hingga Jawa Tengah dan Bali. AKAS IV juga memiliki anak perusahaan lain seperti PO AKAS Mila Sejahtera, yang melayani perjalanan Banyuwangi-Jember-Solo-Yogyakarta.

Pembagian ini bukan hanya soal suksesi, tetapi juga strategi cerdas untuk mengelola operasional yang semakin kompleks dan memperluas jaringan secara lebih efektif.

Setiap entitas memiliki ciri khas dan strategi pasarnya sendiri, namun tetap berada dalam satu payung besar AKAS Group yang kokoh.

Hingga kini, PO AKAS Group terus beradaptasi dan berinovasi di tengah ketatnya persaingan industri transportasi.

Dari sebuah bengkel sederhana yang mereparasi senjata pejuang, PO AKAS telah membuktikan diri sebagai legenda transportasi darat yang tak hanya memberikan layanan prima, tetapi juga menjadi bagian integral dari sejarah dan mobilitas masyarakat Jawa Timur.(Sei)