Sejarah

Misteri Kera Plangon, Ketika Makam Keramat Bertemu Kerajaan Monyet Sakral

×

Misteri Kera Plangon, Ketika Makam Keramat Bertemu Kerajaan Monyet Sakral

Sebarkan artikel ini
Misteri Kera Plangon, Ketika Makam Keramat Bertemu Kerajaan Monyet Sakral
Misteri Kera Plangon, Ketika Makam Keramat Bertemu Kerajaan Monyet Sakral. Foto : Sei / Youtube

SUKABUMI – Cirebon, sebuah kota di Jawa Barat yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan sebuah destinasi unik yang memadukan wisata religi, alam, dan misteri, yaitu Keramat Plangon.

Berlokasi di Desa Plangon, Kecamatan Sumber, situs ini tak hanya dikenal sebagai kompleks makam keramat para ulama penyebar Islam, tetapi juga sebagai rumah bagi ratusan kera ekor panjang.

Kera-kera ini seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi spiritual Plangon, menciptakan sebuah “kerajaan monyet” yang dipenuhi kearifan lokal.

Baca Juga : Pesona Curug Cijalu, Kedamaian di Air Terjun di Perbatasan Subang dan Purwakarta

Jantung dari Keramat Plangon adalah kompleks pemakaman kuno, yang menyimpan jasad Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan.

Kedua tokoh ini merupakan ulama terkemuka dan murid setia Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa.

Mereka adalah putra dari Syekh Abdul Kahfi al-Akbar, seorang pendakwah yang makamnya juga berada tak jauh dari sana, di Gunung Jati.

Baca Juga : Kisah Edy Lusi Pria Ubah satu Daerah di Banyuwangi Jadi Desa Buah Naga, Kini Hasilkan Miliaran Rupiah

Sejarah mencatat bahwa makam-makam ini telah ada sejak abad ke-15, menjadi saksi bisu perkembangan Islam dan tradisi lokal yang tetap terjaga hingga kini.

Untuk mencapai area makam keramat, pengunjung harus menapaki ratusan anak tangga yang menanjak, diapit oleh pepohonan besar yang rimbun.

Suasana asri dan tenang, berpadu dengan aroma tanah basah dan dedaunan, seolah mengantar peziarah ke dimensi spiritual yang lebih dalam.

Baca Juga : Dulu Hanya Calo Tiket, Kini Rusdi Kirana Pria Ini Jadi Bos Maskapai Penerbangan Sukses

Hal paling ikonik dan menarik perhatian di Keramat Plangon, adalah keberadaan ratusan kera ekor panjang yang bebas berkeliaran. Kera-kera ini bukan sekadar satwa liar biasa, tapi mereka memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat.

Dipercaya sebagai “penjaga” makam keramat, kera-kera ini konon merupakan jelmaan prajurit atau pengikut setia Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan.

Keunikan ini membuat kera Plangon sangat dihormati dan tidak boleh diganggu. Mereka hidup berdampingan secara harmonis dengan manusia, bahkan sering berinteraksi dengan pengunjung.

Banyak peziarah dan wisatawan membawa kacang atau pisang untuk diberikan kepada kera-kera ini, menciptakan momen interaksi yang tak terlupakan.

Tingkah laku kera yang lincah, dari bergelantungan di dahan pohon hingga berebut makanan, menambah semarak suasana di Plangon.

Keramat Plangon tak hanya menawarkan keindahan alam dan keunikan fauna, tetapi juga kaya akan tradisi dan mitosyang diwariskan turun-temurun.

Salah satu tradisi yang terkenal adalah ritual pemberian makan kepada kera-kera Plangon, yang diadakan menjelang perayaan Idul Fitri.

Ritual ini menjadi bentuk penghormatan dan syukur masyarakat, sekaligus demonstrasi kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Bagi banyak pengunjung, Keramat Plangon adalah tempat untuk berziarah, mencari ketenangan batin, atau sekadar menikmati keunikan alam dan budayanya.

Aura sakral yang kental, ditambah dengan kehadiran kera-kera yang dianggap istimewa, menciptakan pengalaman yang unik dan penuh makna.(Sei)