SUKABUMIKU.id – Para calon Bupati Sukabumi mulai saling memperkenalkan diri dan saling membentuk basis mereka untuk maju dalam kontestasi pemilu mendatang.
Hal tersebut terlihat, dua tim relawan untuk masing-masing calon bupati Sukabumi sudah membuat grup medsos untuk kepentingan mereka dalam memperkenalkan diri ke khalayak publik.
Pertama, Bongkar yang disebut-sebut sebagai tim relawan Asep Japar yang kini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi.
Kedua, BAIS singkatan dari Baraya Iyos Somantri, yang sudah tentu menjadi tim pemenangan Iyos Somantri yang masih menjabat Wakil Bupati Sukabumi.
Dari sisi agresif, BAIS lebih unggul. BAIS sudah muncul di sosial media, walau baru beranggotakan 198 pengikut.
Sementara Bongkar tampaknya saat ini lebih dominan bermain di dunia nyata daripada dunia maya.
Namun bukan berarti pendukung Asep Japar tidak hadir di dunia Maya. Fans page Group Asjap Asep Japar bukti kehadiran mereka di platform meta dengan jumlah 1.179 anggota.
Namun bagi pengamat politik lokal, Bambang Rudianto, kehadiran dua tim relawan itu dianggap sudah tepat.
“Hanya saja, tim relawan kedua orang yang digadang-gadang sebagai bakal calon Bupati itu, belum bisa membuat design,” kata Bambang, Kamis (25/10/23).
Ia menyebutkan, kedua tim relawan tersebut, masih minim memunculkan sosok jagoannya. “Baik di sosmed maupun di dunia nyata, tak begitu besar upayanya,” nilai Bambang.
Padahal, sahut dia, tim relawan harus sudah mulai melakukan penjajakan terhadap partai politik agar calonnya mendapat perhatian.
“Keduanya kan (Iyos dan Asep Japar -red) bukan kader partai. Nah, harusnya relawan sudah berpikir ke arah sana. Euforia boleh, tujuan harus jelas,” cetus Bambang.
Ia menilai, secara organisasi, tim relawan itu belum memiliki basis struktur, dan masih diam. Padahal, momen pemilu legislatif sebaiknya dijadikan acuan.
“Mau jadi bagian politik itu harus berani mengambil sikap. Baik risiko financial maupun tenaga dan pikiran,” katanya.
Bambang menyarankan bagi bakal calon Bupati, agar mulai melakukan pencitraan di media.
“Tak semua rakyat berteman dengan mereka yang punya sosmed. Tapi media, bisa memiliki strategi untuk memperkenalkan mereka ke khalayak,” sarannya.
Orator ulung asal Cibadak ini menyarankan, tim relawan sudah harus membuat grand design pemenangan mulai sekarang.
“Pilkada 27 November 2024 sudah di depan mata. Jual calon anda kepada masyarakat tentang track recordnya. Sehingga publik bisa punya keyakinan untuk hadir kelak di TPS,” pungkasnya. (ky)