SUKABUMIKU – Penjabat (PJ) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji memimpin apel perdana usai libur Idul Fitri 1445 Hijriyah Selasa (16/4/2024) di Halaman Setda Kota Sukabumi.
Apel perdana tersebut diikuti Sekertaris Daerah Kota Sukabumi Dida Sembada, para Kepala Bagian dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua TP-PKK Kota Sukabumi Diana Rahesti, Ketua DWP Kota Sukabumi Ani Sufiani.
Di apel perdana PJ Wali Kota berpesan para pegawai untuk meningkatkan “pengaruh di lingkungan kerja kita, tentu pengaruh yang positif dan membangun. Jadikan diri sebagai orang yang meninggalkan jejak manis dan layak untuk dikenang dimasa yang akan datang. Karena kenangan itulah yang dalam islam disebut sebagai jejak ibadah dan menunjukkan ciri bahwa kita mukmin yang bertagwa.
” Sebagai ucapan rasa syukur, izinkan saya pula untuk mengucapkan terima kasih kepada hadirin semua atas dedikasi dan disiplinnnya untuk kembali melanjutkan tugas kita sebagai abdi negara,” ujar PJ Wali Kota Kusmana Hartadji. Setelah kurang lebih 2 minggu kemarin kita menyelesaikan ibadah di Bulan Suci Ramadhan 1445 H dan Idul Fitri.
Dijelaskan Kusmana secara praktis, bagi aparatur Pemerintahan, pemaknaan dari “Keterlahiran kembali dalam kefitian” tentunya dapat dihubungkan dengan peran sehari hari sebagai abdi masyarakat dan abdi negara. Para pegawai memberikan makna yang benar terhadap bekerja Sebagai sebuah amanah ataukah bekerja hanya sekedar menggugurkan sebuah kewajiban karena tercatat sebagai seorang pegawai.
” Ada 4 macam pemaknaan dalam bekerja, Pertama, sikap tidak peduli terhadap pekerjaan dan lembaganya. Pegawai seperti ini hanya sekedar mencari nafkah, dan tidak ada rasa memiliki terhadap tempatnya bekerja,” jelasnya.
Kedua, sikap kepedulian yang sangat dangkal. Pegawai demikian biasanya banyak bicara dan suka mengkritik tetapi tanpa tindakan/ No Action Talk Only (NATO), selain biasanya senang menyalahkan orang lain dan melepaskan diri dari tanggungjawab. Ketiga, pegawai yang bersikap setengah hati dalam bekerja. Semangat awal cukup besar, tetapi karena tidak didukung komitmen yang kuat, maka di tengah jalan ia seringkali mandek, terutama bila menemui kesulitan.
” Dan keempat, sikap bekerja benar dan penuh tanggungjawab. Pegawai demikian biasanya tidak puas apabila hasil kerjanya belum memenuhi standar profesional. Ia mempunyai komitmen , rasa tanggung jawab dan mengharamkan penyelewengan atas kepercayaan yang diberikan,” terangnya.
Sikap tersebutlah tentunya akan menjadi pilihan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi, Sikap yang saya sebutkan terakhir inilah tentunya akan menjadi pilihan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi, sehingga ke depan akan tercermin dalam output outcome maupun impact hasil kinerja yang lebih optimal. ***