SUKABUMI – Benny Santoso, seorang lulusan Culinary Management dari Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, berhasil mengubah pandangan umum tentang tempe, dari makanan sederhana menjadi kudapan kekinian yang digandrungi, bahkan oleh turis mancanegara.
Kisah ini bermula pada tahun 2013, ketika Benny mendapatkan tugas akhir kuliah untuk membuat inovasi produk olahan tempe. Ia menciptakan tempe rasa keju yang ternyata disukai oleh dosen penguji dan teman-temannya.
Ide inilah yang menjadi cikal bakal usahanya. Meskipun sempat bekerja di beberapa hotel dan restoran setelah lulus, jiwa wirausaha Benny memanggilnya kembali untuk fokus mengembangkan potensi tempe.
Baca Juga : Viral Basilica Pengamen di Bekasi Ternyata Dulunya Kerja Kantoran dan Lulusan S2
Pada tahun 2016, dengan modal awal sekitar Rp 3,5 juta, Benny memutuskan untuk serius membangun bisnis tempenya. Ia mendirikan “Ini Tempe Bali” yang kini dikenal sebagai Tempeman.
Awalnya, ia menghadapi tantangan klasik tempe, yaitu daya tahannya yang singkat. Namun, Benny tak menyerah. Ia mulai bereksperimen dengan mengolah tempe menjadi berbagai produk olahan lain seperti cookies tempe, keripik tempe, hingga cokelat bar berisi tempe.
Produk-produk olahan tempenya dibuat dengan bahan baku berkualitas premium, khususnya kedelai lokal non-GMO yang ia dapatkan langsung dari petani di Grobogan, Jawa Tengah, dan Tabanan, Bali.
Baca Juga : Dengan Satu Kaki, Anggi Wahyuda Ini Berhasil Mendaki Puncak Gunung Leuser
Ia juga sangat memperhatikan kualitas dan keamanan, misalnya dengan menggunakan pewarna alami dari sari buah naga atau bit.
Kreasinya ini mendapat sambutan positif. Cookies tempe buatannya, misalnya, menawarkan varian rasa unik seperti daun kelor, rosella, kelapa, jahe, kopi, cokelat pahit, dan garam laut.
Produk-produknya mulai dipasarkan di Ubud dan Denpasar, bahkan memasok ke hotel-hotel. Benny juga aktif memperkenalkan tempe melalui masterclass, atau lokakarya pembuatan tempe di acara seperti Ubud Food Festival, yang banyak diikuti oleh wisatawan mancanegara.
Baca Juga : Lembah Gupit Cihonje: Wisata Alam Asri di Sukabumi dengan Tiket Masuk Cuma Rp10.000
Kiprah Benny Santoso dalam mengangkat tempe mendapatkan pengakuan. Pada tahun 2021, ia terpilih sebagai salah satu finalis 12th SATU Indonesia Awards 2021 di bidang kewirausahaan.
Omzet usahanya pun terus meningkat, bahkan pernah mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Benny memiliki visi besar untuk terus mengembangkan bisnis tempenya.
Ia bercita-cita membangun pabrik tempe yang layak di Bali, tidak hanya untuk memasok restoran tetapi juga sebagai pusat edukasi tentang tempe.
Ia ingin tempe tidak hanya dilihat sebagai makanan murah, tetapi sebagai kuliner sehat, bergizi, dan memenuhi selera kekinian.
Kisah Benny Santoso membuktikan bahwa dengan inovasi, kualitas, dan kegigihan, produk lokal sederhana seperti tempe dapat “naik kelas” menjadi produk premium yang mendunia.(Sei)