Berita UtamaKabupaten Sukabumi

Rumah Singgah Anak Jalanan Dibongkar, Dampak Pembangunan Glamping WNA Korea di Citepus,

×

Rumah Singgah Anak Jalanan Dibongkar, Dampak Pembangunan Glamping WNA Korea di Citepus,

Sebarkan artikel ini

SUKABUMI – Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai rumah singgah bagi anak jalanan di kawasan Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, telah dibongkar. Pengelola menduga pembongkaran tersebut terkait dengan aktivitas pengembangan perusahaan asal Korea Selatan yang tengah membangun glamping di wilayah tersebut.

Pengelola base camp, Andriansyah, menceritakan bahwa tempat itu telah lama difungsikan sebagai tempat istirahat dan berteduh sementara bagi anak-anak jalanan dari berbagai daerah di Indonesia. “Ini dulunya base camp. Anak-anak dari luar daerah bisa singgah, tidur dan istirahat di sini. Sekarang sudah tidak ada lagi,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (9/12/2025).

Menurut Andriansyah, bangunan tersebut sudah digunakan sejak 2015–2016. Lokasinya sempat berpindah setelah lahan sebelumnya dibeli oleh pihak lain. Ia mengaku pembongkaran dilakukan setelah ada permintaan, dengan janji kompensasi yang hingga kini belum jelas realisasinya.

Baca Juga: Polemik Tudingan Aborsi Berakhir Damai, Proses Hukum Dinyatakan Selesai

Kepala Desa Citepus, Koswara, membenarkan adanya ketegangan antara warga dan karyawan perusahaan terkait isu pembongkaran ini. Warga mendesak agar bangunan ditertibkan demi kepentingan umum. Namun, dalam perdebatan tersebut, pihak perusahaan sempat menyatakan bahwa jika bangunan mereka harus dibongkar, maka warung milik masyarakat juga harus dibongkar.

“Saya tegaskan, perusahaan ini adalah bentuk bisnis dan investasi, seharusnya memberi contoh. Kalau warung warga itu satu blok bisa ratusan kepala keluarga. Itu ratusan perut yang harus dipikirkan,” tegas Koswara.

Baca Juga: Satpol PP Perintahkan Pembongkaran Glamping Ilegal Milik WNA Korea di Pantai Citepus

Ia menekankan bahwa kepentingan masyarakat kecil tidak bisa disamakan dengan kepentingan satu perusahaan. Pemerintah desa pun berupaya mencegah eskalasi konflik lebih lanjut. “Alhamdulillah sekarang situasi sudah kondusif kembali,” tutup Koswara.

Hingga saat ini, warga dan mantan pengguna base camp berharap adanya perhatian dari berbagai pihak agar tersedia tempat singgah yang lebih layak bagi para pekerja jalanan di kawasan wisata tersebut.