SIBOLGA – Malam itu, suasana di Masjid Agung Sibolga seharusnya tenang. Lantunan doa dan suara detik jam di ruang utama masjid menjadi saksi kesunyian dini hari. Namun, di balik tembok masjid yang megah itu, sebuah tragedi justru terjadi — seorang pemuda bernama Arjuna Tamaraya (21) meregang nyawa hanya karena ingin beristirahat sejenak di rumah Allah.
Arjuna, mahasiswa asal Simeulue, memilih tidur di masjid pada Jumat (31/10/2025) dini hari. Tak pernah ia bayangkan bahwa tempat yang mestinya menjadi ruang aman bagi siapa pun yang singgah, justru menjadi saksi akhir hidupnya.
Menurut AKP Suyatno, Kasi Humas Polres Sibolga, tiga pria warga sekitar tiba-tiba merasa keberatan dengan kehadiran Arjuna. “Pelaku bukan marbot, hanya masyarakat sekitar. Antara korban dan pelaku pun tidak saling mengenal,” katanya, Minggu (2/11/2025).
Baca Juga: BPBD Kabupaten Sukabumi Tangani Longsor dan Banjir Akibat Cuaca Ekstrem
Malam itu, teguran berubah menjadi amarah. Tiga pelaku — ZP alias A (57), HB alias K (46), dan SS alias J (40) — memukuli Arjuna hingga terseret keluar halaman masjid. Kepalanya terbentur anak tangga, meninggalkan luka parah yang merenggut napas terakhirnya.
Korban sempat dilarikan ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga, namun nyawanya tak tertolong.
Polisi bergerak cepat. Berdasarkan rekaman CCTV, tim Reskrim Polres Sibolga menangkap tiga pelaku dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian. Dua pelaku lainnya kini masih diburu.
“Begitu mendapat laporan dan hasil rekaman CCTV, tim langsung bergerak dan mengamankan pelaku. Dua orang ditangkap hari itu juga, satu lainnya esok harinya saat mencoba kabur,” ungkap AKP Rustam E. Silaban, Kasat Reskrim Polres Sibolga.
Peristiwa ini memicu duka dan kemarahan masyarakat. Ketua Remaja Masjid Agung Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, memastikan tidak ada satu pun pengurus atau anggota remaja masjid yang terlibat. Ia menyerukan agar warga tidak mudah termakan isu yang memperkeruh suasana.
Baca Juga: Pemuda 19 Tahun Pelaku Pencabulan Balita Diringkus di Kadudampit Sukabumi
“Kami turut berduka untuk keluarga korban. Semoga tidak ada pihak yang memanfaatkan tragedi ini untuk menebar kebencian,” ujarnya.
Kecaman juga datang dari Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori, yang menyebut insiden ini sebagai tindakan tidak manusiawi.
“Ironisnya, penganiayaan terjadi di rumah Allah. Orang yang hanya ingin beristirahat malah kehilangan nyawa,” tulisnya di akun Instagram pribadinya.
Kini, Masjid Agung Sibolga kembali sunyi. Namun, gema doa masih terasa — bukan hanya untuk Arjuna yang pergi terlalu cepat, tapi juga untuk menenangkan hati masyarakat yang terluka atas hilangnya rasa kemanusiaan di tempat yang seharusnya suci.

