Sosok

Viral Bocah SMP Curi Uang Orang Tua Demi Belikan Teman Hp Iphone

×

Viral Bocah SMP Curi Uang Orang Tua Demi Belikan Teman Hp Iphone

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id  – Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan sebuah kisah yang menyayat hati sekaligus menimbulkan tanda tanya besar. Seorang bocah SMP yang tidak diketahui asalnya, nekat mencuri uang tunai milik orang tuanya dengan jumlah mencapai Rp 20 juta.

Motif di balik tindakan nekat ini ternyata adalah untuk membeli dua unit iPhone, satu untuk sendiri dan satu lagi untuk temannya.

Kisah ini bermula dari sebuah video yang memperlihatkan percakapan seorang pria dengan orang tua saat transaksi jual beli iphone.

Dalam video viral tersebut terungkap seorang bocah SMP atau Sekolah Menengah Pertama, nekat mencuri uang orang tua demi membelikan iphone untuk sang teman.

Dalam video itu, orangtua bocah tersebut menceritakan bila uang yang telah disimpan guna keperluan penting, tiba-tiba saja hilang dari tempat penyimpanan.

Setelah melakukan pencarian dan bertanya kepada anggota keluarga, kecurigaan akhirnya mengarah kepada anak mereka. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati kebenaran yang pahit, yaitu uang tersebut telah diambil oleh buah hati mereka sendiri.

Meski awalnya tak mengakui perbuatannya, akhirnya si anak berkata jujur. Ia mengungkapkan bahwa uang hasil curian itu telah dibelanjakan untuk membeli dua unit telepon genggam mewah merek iPhone 11.

“Kelas berapa sih?,” tanya pemilik toko dalam video itu “8 SMP,” jawab sang ibu yang ada di hadapan pria yang terekam video.

Lebih ironisnya, ponsel-ponsel mahal itu diperuntukkan bagi seorang teman sebagai bentuk hadiah, atau mungkin upaya untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari lingkungannya.

Mendengar cerita tersebut, penjual HP pun terlihat sangat kaget. Orangtua tersebut datang untuk menjual kembali dua iPhone yang dibeli dari uang hasil curian.

“Berarti nilep Rp20 juta buat beli HP. Sekarang (mau) dijual?” tanya sang penjual HP.

“Karena uangnya butuh mas, sisa dari 20 juta juga enggak tahu ke mana,” kata orangtua.

Motif yang mendasari tindakan ini masih menjadi perdebatan. Beberapa menduga adanya gengsi atau tekanan sosial di kalangan remaja, untuk memiliki barang-barang mewah.

Sementara itu, tak sedikit pula yang menyayangkan kurangnya pemahaman sang bocah, mengenai nilai uang dan konsekuensi dari perbuatannya.

Kejadian ini tentu menjadi pukulan telak bagi keluarga korban. Kepercayaan yang telah diberikan harus ternoda oleh tindakan sang anak. Selain kerugian materi, luka batin yang dirasakan tentu jauh lebih mendalam.

Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama mengenai pentingnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.(Sei)