Berita Utama

14 Hewan Qurban di Kota Sukabumi Terindikasi Terjangkit Virus PMK dan LSD

×

14 Hewan Qurban di Kota Sukabumi Terindikasi Terjangkit Virus PMK dan LSD

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi menemukan 14 hewan qurban terserang virus, Minggu (18/06/23).

Hewan qurban yang terserang virus tersebut terdiri dari 10 ekor sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan 4 ekor sapi terkena Lumpy Skin Disease (LSD).

Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Adrian Hariadi, mengatakan penemuan hewan yang terjangkit virus itu, usai pihaknya melakukan tes kesehatan hewan di 66 lapak pedagang yang berada di Kota Sukabumi.

“Saat kami melakukan pengawasan terhadap hewan qurban, ada 14 ekor sapi di temukan di wilayah Kelurahan Nyomplong, yang terindikasi terkena PMK dan LSD,” ujarnya.

Saat ini sambung dia, hewan qurban yang terindikasi tersebut sudah dilakukan isolasi, serta diberikan pengobatan, agar kembali sehat.

“Sapi yang diduga terkena virus PMK dan LSD itu, berasal dari luar kota Sukabumi, kemungkinan dalam perjalanan hewan alami drop kemudian dalam kondisi tersebut mudah terserang virus,” paparnya.

Adrian berharap, virus tersebut tidak menyebar ke hewan qurban lainya. Sehingga, hewan yang terkait virus itu saat ini terus diberikan obat-obatan dan vaksinasi.

“Karena, obat itu bersifat sebagai terapi support agar kondisinya tidak parah, kita pantau terus. Karena prinsipnya virus itu tidak ada obatnya. Tapi rata-rata angka kesembuhannya relatif bagus,” terangnya.

Untuk pengawasan, tambah Adrian, hingga saat ini sudah 1404 hewan qurban yang sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan. Yakni, 700 ekor sapi, 4 kerbau, dan 700 domba. Semua yang diperiksa itu sudah dilakukan vaksin, dan memiliki barcode untuk melihat riwayat kesehatan hewan qurban.

“Jadi fungsi barcode itu untuk melihat riwayat vaksinasi dan kesehatan hewan qurban. Jadi, ketika masyarakat akan membeli hewan untuk keperluan qurban, lebih baik sudah ditandai dnegan ear tag yang dipasang di telinga hewan. Dan ear tag itu yang terhubung ke barcode untuk melihat kesehatan hewan tersebut,” pungkasnya. (ky)