SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sebanyak 88 kejadian bencana terjadi selama periode Januari hingga April 2025. Bencana tersebut tersebar di seluruh tujuh kecamatan dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp1,1 miliar dan berdampak pada ratusan warga, Kamis (12/06/25).
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, mengungkapkan bahwa data tersebut diperoleh dari hasil pemantauan melalui Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan).
“Dalam rentang waktu 1 Januari hingga 30 April 2025, tercatat 88 kejadian bencana yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Dampaknya dirasakan oleh 156 kepala keluarga atau 145 jiwa,” ujar Novian kepada wartawan.
Dari total kejadian tersebut, kerusakan fisik meliputi 122 unit bangunan, dengan rincian 1 unit mengalami rusak berat, 5 unit rusak sedang, dan 116 unit mengalami kerusakan ringan. Luas wilayah yang terdampak mencapai 1.451 hektare.
Jenis bencana yang paling dominan adalah cuaca ekstrem dengan 14 kejadian, disusul banjir sebanyak 6 kejadian, tanah longsor 2 kejadian, serta masing-masing 1 kejadian kebakaran permukiman dan angin puting beliung.
“Cuaca ekstrem menjadi penyumbang kerugian terbesar mencapai Rp849,75 juta. Disusul tanah longsor dengan kerugian Rp152 juta, banjir Rp58,85 juta, kebakaran permukiman Rp28 juta, dan angin puting beliung Rp23,1 juta,” rinci Novian.
Dari sisi wilayah, dua kecamatan paling terdampak adalah Warudoyong dan Baros, masing-masing mencatat 23 kejadian. Di Kecamatan Warudoyong, Kelurahan Dayeuhluhur menjadi titik rawan dengan 11 kejadian. Sementara di Kecamatan Baros, Kelurahan Sudajaya Hilir mencatat 9 kejadian.
Wilayah terdampak lainnya meliputi Kecamatan Lembursitu dengan 16 kejadian, Cikole 9 kejadian, Citamiang 8 kejadian, Gunungpuyuh 5 kejadian, dan Cibeureum 4 kejadian.
Selama bulan April 2025 saja, BPBD mencatat 23 kejadian bencana, didominasi oleh cuaca ekstrem (14 kejadian), banjir (6), tanah longsor (2), dan kebakaran permukiman (1). Kerugian yang tercatat dalam bulan tersebut mencapai Rp443,8 juta, dengan 23 bangunan rusak dan 23 warga terdampak.
Novian menekankan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat keluarga dan komunitas, mengingat tren bencana yang terus meningkat.
“Kami terus mendorong edukasi kebencanaan, pelatihan mitigasi, dan koordinasi lintas sektor untuk meminimalisir risiko di masa mendatang,” tegasnya.