SUKABUMIKU.id – Sebanyak 39 rumah di dua kelurahan di Kota Sukabumi rusak parah hingga sedang akibat diterjang angin kencang, peristiwa ini terjadi pada Sabtu (27/01/24) sekitar pukul 14:30 WIB.
Informasi yang berhasil dihimpun, Kampung Cibitung RT 001/002 RW 05 kelurahan Limusnunggal dan Jalan Parahita Nugraha di RT 001 dan RT 02 RW 002 kelurahan Cibeureum hilir Kecamatan Cibeureum menjadi lokasi yang terdampak.
Kalak BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat mengatakan, sesuai informasi yang dihimpun peristiwa itu bermula ketika angin kencang datang dari arah Utara dan menyapu hingga arah selatan, tepat di atas permukiman warga. Akibatnya, atap dan bangunan di sekitar kampung tersebut mengalami kerusakan parah.
“Ya, betul ada dua kelurahan yang terdampak angin puting beliung ini,” kata dia kepada wartawan.
Lanjut dia, terdapat beberapa rumah yang mengalami kerusakan ringan dan berat. Pada RT 01 RW 02 kelurahan Cibeureum hilir, terdapat 12 unit rumah dengan atap rusak ringan. Sementara itu, di RT 02 RW 02, terdapat 7 unit rumah yang mengalami kerusakan atap, dengan 1 unit mengalami kerusakan ringan.
Di kelurahan Limusnunggal, RT 01 RW 05 terdapat 9 unit rumah dengan atap rusak ringan. Sedangkan di RT 02 RW 05 kelurahan Limusnunggal, terdapat 10 unit rumah dengan atap rusak ringan, dan 1 unit rumah dengan kerusakan atap yang berat.
Kerusakan ini menyebabkan sejumlah warga mengalami dampak yang cukup signifikan. Di kelurahan Cibeureum hilir, pada RT 01 RW 02 terdapat 19 kepala keluarga dengan jumlah keseluruhan 96 jiwa. Sedangkan di RT 02 RW 02 kelurahan Cibeureum hilir, terdapat 1 kepala keluarga dengan jumlah 5 jiwa.
Di kelurahan Limusnunggal, pada RT 01 RW 05 terdapat 9 kepala keluarga dengan jumlah keseluruhan 18 jiwa. Sementara itu, di RT 02 RW 05 kelurahan Limusnunggal, terdapat 11 kepala keluarga dengan jumlah 32 jiwa.
“Saat ini kami terus melakukan upaya untuk membantu warga terdampak dengan memberikan bantuan dan menjalankan proses perbaikan. BPBD Kota Sukabumi juga mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu dan memberikan edukasi mengenai pentingnya memperkuat struktur bangunan agar dapat bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem,” pungkasnya (ky)
