Politik

Banyak Berita Hoax di Medsos, Tim Pemenangan Paslon 3 Muraz – Andri Serukan Pemilu Damai

×

Banyak Berita Hoax di Medsos, Tim Pemenangan Paslon 3 Muraz – Andri Serukan Pemilu Damai

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Tim pemenangan Paslon 3, Mohamad Muraz dan Andri Setiawan Hamami, untuk menjaga pelaksanaan Pemilu Pilkada 2024 yang aman, damai dan menggembirakan tanpa hoax.

Hal tersebut disamapaikan dalam Jumpa Pers yang dilaksanakan di Sekretariat Bersama (Sekber) Muraz – Andri yang berada di Jalan Otista, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi pada Kamis (03/10/24).

Ketua Tim Pemenangan, Henry Slamet, mengatakan seruan itu usai banyaknya berita hoax yang tersebar di media sosial.

“Kita semua sepakat pemilu yang akan kita laksanakan nanti berjalan aman, damai dan sukses tanpa ekses. Selain itu juga harus mendatangkan kegembiraan bukannya ketakutan bagi warga yang akan menyalurkan hak suaranya,” kata dia.

Lanjut dia, beredarnya berita hoax di ranah publik dapat merusak sistem demokrasi yang sudah terbangun dan berjalan berjalan dengan baik selama ini. Maka hal ini mesti terus dikawal dan diwaspadai oleh semua pihak.

Menyusul isu yang diduga mendiskreditkan salah satu paslon, perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang tidak ingin pemilu berlangsung kondusif.

“Bawaslu telah menyatakan bahwa tuduhan pelanggaran kampanye terhadap Paslon 3 tidak terbukti, baik secara formil maupun materil,” terangnya.

Henry menekankan bahwa tuduhan tersebut tidak berkaitan dengan unsur organik Paslon, melainkan berasal dari masyarakat biasa.

“Tim hukum Paslon 3 sedang menyelidiki akun-akun yang terlibat dalam kampanye hitam terhadap mereka, untuk menemukan motif dan pelaku di balik konten negatif tersebut,” tuturnya.

Ia menyatakan bahwa pesta demokrasi harus dilindungi agar pemimpin yang terpilih benar-benar kredibel dan sesuai harapan masyarakat.

Untuk itu, Ia juga mengajak masyarakat untuk selektif dalam memilah informasi, terutama yang beredar di media sosial yang begitu bebas dan terbuka.

“Dengan kata lain warga itu harus benar-benar mampu membedakan antara fakta dan hoax,” tegas Henry. (Ky)