Berita Sukabumi

Bappeda Kota Sukabumi Sebut Alami Inflasi 0.36 Persen

×

Bappeda Kota Sukabumi Sebut Alami Inflasi 0.36 Persen

Sebarkan artikel ini
bappeda

SUKABUMIKU.id– Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, menyebutkan pada Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,36 persen. Nilai inflasi ini, berdasarkan perhitungan secara month to month (m-to-m). Sedangkan, secara year on year (y-on-y) sebesar 2.61 persen, atau terjadi kenaikan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 103,06 menjadi 105,75.

“Berdasarkan data dari BPS, Kota Sukabumi terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,61 persen pada Februari 2024. Namun, secara m-to-m sebesar 0,36 persen dan hitungan secara year to date (y-to-d), mencapai 0,83 persen,” ungkap Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani kepada wartawan, Rabu (13/3).

Lanjut Erni, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi penyebab inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran.

Baca Juga: Bappeda Kota Sukabumi Mulai Susun Rencana Pembangunan di Tahum 2025 – 2045

Diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,52 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,66 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,87 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,13 persen, kelompok transportasi sebesar 0,62 persen.

Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,48 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,25 persen.

“BPS juga menyebutkan, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi m-to-m pada Februari 2024, diantaranya, beras, telur ayam ras, minyak goreng, dan rekreasi,” ujarnya.

Baca Juga: Awali Safari Ramadhan 1445 H, PJ Wali Kota Sukabumi Ajak Masyarakat Jaga Persatuan

Adapun, data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi pada Februari 2024, beberapa komoditas menunjukan alami kenaikan harga.

Misalnya saja, beras yang di bandrol mencapai kisaran Rp16.000 hingga Rp17.000, daging ayam broiler dari Rp35.000 menjadi Rp37.000, cabai merah besar TW semula Rp85.000 menjadi Rp100.000, bawang merah jawa dari Rp30.000 menjadi Rp35.000, dan telur ayam negeri juga terpantau naik harga yang saat itu pada Februari 2024 berada di angka Rp31.000 per kilogram.

“Jadi, beberapa komoditas tersebut di Februari alami kenaikan harga, yang mengakibatkan ikut andil menyumbang terhadap inflasi,” bebernya.

Terpenting, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya, akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

Termasuk, terus melakukan pemantauan ketersediaan dan pasokan yang dapat memicu kenaikan inflasi. “Kami juga terus melakukan rapat mingguan bersama Tim Pengendalian Inflasi Nasional dengan Kemendagri, dan rapat dwi mingguan dengan TPID Provinsi Jawa Barat.

Begitu juga tidak lupa terus menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa,” pungkasnya. (Lan/*)