Sukabumi

Bappeda Kota Sukabumi Sebut Januari Alami Inflasi 0.47 Persen

×

Bappeda Kota Sukabumi Sebut Januari Alami Inflasi 0.47 Persen

Sebarkan artikel ini
Erni-Agus-Riyani-Bappeda

SUKABUMIKU.id— Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, menyebutkan selama Januari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,47 persen. Hal itu, terjadi akibat adanya kenaikan harga.

Kenaikan beberapa harga tersebut diantaranya, makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,15 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,13 persen, kemudian perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen, dan kesehatan 0,72 persen.

Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani menjelaskan, berdasarkan dataBadan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Sukabumi secara mtm sebesar 0,47 persen. “Sedangkan hitungan year to year (yoy) mencapai 2,57 persen,” kata Erni kepada wartawan, Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Pj Wali Kota Sukabumi Tinjau Langsung Lokasi Bencana Puting Beliung di Cibeureum

Lanjut Erni, selain kelompok pengeluaran yang dimaksud, BPS juga mencatat, adanya penyumbang andil inflasi pada beberapa komoditas. Misalnya saja, tomat, beras, kontrakan rumah, sigaret kretek mesin, dan bawang putih. Termasuk juga dengan perhiasan. “Kalau komoditas penyumbang penyumbang deflasi, seperti cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, buncis, dan bensin,” ujarnya.

Menurutnya, dalam pengendalian inflasi di Kota Sukabumi Bappeda telah melakukan berbagai langkah. Semisal, pada tahun menggempur dengan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Namun, penyumbang inflasinya bukan dari pangan, karena ada sekitar 555 komoditas penyumbang inflasi yang tidak bisa ditekan semuanya. “Meski demikian, kami bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan,” ucapnya.

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Targetkan di Tahun 2024 Tidak Akan Ada Lagi Jalan Rusak

Selain itu, juga melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum. “Kami juga akan terus menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa,” tukasnya. (Lan)