Berita Utama

Dampak Banjir Sukabumi, BPBD Catat 5 Orang Meninggal Dunia 4 Masih Hilang dan 59 KK Terdampak

×

Dampak Banjir Sukabumi, BPBD Catat 5 Orang Meninggal Dunia 4 Masih Hilang dan 59 KK Terdampak

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi sejak 6 Maret 2025 mengakibatkan banjir dan longsor di berbagai wilayah.

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (08/03/25) pukul 17.00 WIB, lima orang dilaporkan meninggal dunia, sementara empat lainnya masih dalam pencarian.

Kelima korban yang meninggal dunia adalah Eneng Santi (40), Siti Nurul Awalia (8), Nendi Saputra (7), Ooy (69), dan Yayar (70). Sedangkan korban yang masih dalam pencarian meliputi Darjat (60), Siti Maryam (35), Ahyar Fauzi (9), dan Mondi (9).

Menurut Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, total warga terdampak bencana mencapai 59 kepala keluarga (KK), dengan jumlah pengungsi mencapai 188 jiwa yang tersebar di berbagai lokasi.

“Tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap empat korban hilang di Kecamatan Simpenan dan Lengkong. Pencarian ini melibatkan Kantor SAR Jakarta, Kantor SAR Bandung, serta Pos SAR Palabuhanratu,” ujar Daeng.

Selain korban jiwa sambung dia, banjir dan longsor juga menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Sebanyak 42 rumah mengalami rusak berat, sementara 51 rumah lainnya mengalami rusak ringan. Lima jembatan turut terdampak, termasuk Jembatan Cidadap di Kampung Bojongkopo, yang saat ini tidak dapat dilalui.

“Kemudian di sektor fasilitas umum, 16 ruas jalan terdampak, serta 184 hektare lahan pertanian mengalami kerusakan akibat bencana ini. Satu sekolah dan satu bangunan lainnya juga dilaporkan mengalami kerusakan,” paparnya.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan status tanggap darurat untuk tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Lengkong. Sementara itu, 23 kecamatan lainnya dinyatakan sudah selesai penanganan kebencanaannya.

“Tanggap darurat ini berfokus pada pencarian korban, pemenuhan kebutuhan dasar, layanan kesehatan, serta pemulihan sarana dan prasarana yang rusak,” kata Daeng.

Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan terus melakukan assessment dan pendataan kerusakan. Pemerintah daerah juga telah membuka posko tanggap darurat untuk membantu warga yang terdampak.

“Kami terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Jawa Barat, dan berbagai instansi terkait lainnya untuk memastikan penanganan berjalan efektif,” tambahnya.

Aparat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan deras yang masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Sebagai langkah antisipasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan menerapkan operasi modifikasi cuaca yang dijadwalkan berlangsung pada 10-20 Maret 2025.

Dengan situasi yang masih berpotensi berkembang, masyarakat diharapkan terus mengikuti informasi dari pihak berwenang dan segera melaporkan kondisi darurat di wilayahnya masing-masing. (Ky)