Berita Utama

Dibantu Anggota DPR RI Zainul Munasichin, Korban TPPO Asal Sukabumi Yang Disiksa di Kamboja Berhasil Dipulangkan

×

Dibantu Anggota DPR RI Zainul Munasichin, Korban TPPO Asal Sukabumi Yang Disiksa di Kamboja Berhasil Dipulangkan

Sebarkan artikel ini
Tim ZM saat membantu dan menyambut kepulangan korban TPPO di Bandara. Foto/Istimewa

SUKABUMI – Seorang pemuda asal Kota Sukabumi akhirnya bisa kembali ke tanah air setelah menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.

Muhammad Bagas Saputra (22), warga Jalan Amubawa Sasana, RT 05/01, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, yang sebelumnya disekap dan disiksa sindikat perdagangan manusia berkedok perusahaan, berhasil dipulangkan berkat bantuan Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin.

Kepulangan Bagas ke rumah orang tuanya di Sukabumi pada 31 Agustus 2025 disambut penuh haru. Tangis keluarga pecah saat melihat Bagas masih bisa kembali dengan selamat setelah berbulan-bulan mengalami penyiksaan dan ancaman kematian.

“Saya sampaikan selamat kepada korban Bagas Saputra yang sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarganya. Terima kasih kepada tim ZM yang sudah menjemput korban di bandara dan mengantarkan sampai ke rumah di Sukabumi,” ujar Zainul Munasichin.

Kasus yang menimpa Bagas bermula pada tahun 2024, ketika ia berangkat ke Tiongkok untuk bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) melalui perusahaan penyalur tenaga kerja asal Jawa Tengah. Perjalanan tersebut dilakukan secara legal dengan dokumen lengkap.

Namun, setelah tiga bulan bekerja, Bagas justru tidak menerima gaji dan akhirnya dipulangkan secara tidak manusiawi. Ia ditelantarkan di bandara tanpa uang sepeser pun.

Setahun kemudian, keluarga kembali mendapat kabar bahwa Bagas sudah berada di Kamboja. Ia mengabarkan akan pulang pada Agustus 2025. Namun, pada Jumat (27/6/2025), keluarga menerima panggilan video yang menunjukkan Bagas dalam kondisi terikat dan disiksa.

“Mereka minta uang Rp 40 juta agar adik saya dibebaskan. Karena kami hanya bisa kumpulkan Rp 5 juta, ancaman terus datang. Bahkan ada yang bilang mau cungkil mata adik saya,” kata kakak korban, Muhammad Rangga Saputra.

Kondisi Bagas semakin mengkhawatirkan setelah kabar beredar bahwa tangannya dipatahkan dan ia kembali diperdagangkan ke pihak lain. Video penyiksaan yang menimpa Bagas pun sempat viral di media sosial, memperlihatkan korban disetrum, dipukul, dan diikat oleh pelaku.

Dengan kejadian itu, Zainul Munasichin menegaskan bahwa kasus Bagas adalah bukti nyata maraknya praktik TPPO yang mengincar anak-anak muda Indonesia dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri. Menurutnya, banyak korban justru dipaksa bekerja di sektor ilegal seperti judi online hingga jaringan narkoba internasional.

“Ini harus jadi pelajaran. Jangan mudah terkecoh tawaran kerja yang tidak jelas jalurnya. Gunakan jalur resmi melalui BP2MI dan Disnaker. Visa kerja yang resmi berbeda dengan visa turis. Jika pakai visa turis untuk bekerja, itu patut dicurigai,” ujarnya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat menghindari tujuan kerja di negara-negara yang rawan praktik TPPO, seperti Kamboja, Vietnam, Laos, dan Filipina. Sementara itu, DPR bersama pemerintah masih terus berupaya memperluas lapangan kerja dalam negeri agar masyarakat tidak lagi tergiur tawaran berisiko dari luar negeri.

Atas kepulangan Bagas, keluarga termasuk kakak korban Muhammad Rangga Saputrab dia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam.

“Alhamdulillah adik saya bisa pulang dengan selamat. Terima kasih kepada Pak Zainul dan tim. Kami tidak tahu harus membalas bagaimana,” ujar Rangga dengan mata berkaca-kaca.

Kini, Bagas tengah menjalani pemulihan baik secara fisik maupun mental. Keluarga berharap ada pendampingan khusus dari pemerintah agar ia bisa bangkit dari trauma dan melanjutkan hidup. (Ky)