SUKABUMIKU.id— Hongkong merupakan tempat yang paling di incar oleh Tenaga Kerja Wanita ( TKW) indonesia. Para TKW di Hongkong bisa bekerja sebagai asisten rumah tangga. Bahkan hingga saat ini TKW indonesia masih mendominasi berada di Hongkong.
Tercatat, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 200 ribu pekerja migran Urutan penempatan pertama di asia adalah Hong Kong dengan jumlah 60 ribu pekerja migran pada 2022.
Ternyata menjadi TKW di hongkong itu mendapatkan pengasilan yang terbilang besar, sehingga tidak heran banyak masyarakat indonesia yang bekerja disana.
*Gaji TKW dan TKI di Hongkong
Jika memang tertarik untuk mengadu nasib di Hongkong, warga harus tahu dulu besaran gaji yang akan dapat Anda terima di sana. seperti halnya, Seorang TKW Hongkong asal Indonesia, Mboke Samsul Jessen, menyebut bahwa gaji rata-rata pekerja imigran di Hongkong berada di kisaran Rp8.800.000.
Gaji TKW Hongkong 2023 ini sendiri lebih besar dibandingkan dengan gaji bekerja di Taiwan yang berada di kisaran Rp8.000.000. Namun, besarnya Gaji TKW Hongkong dan Taiwan 2023 juga bisa saja berubah bergantung pada majikannya masing-masing.
Lalu bisa mendapatkan gaji yang lebih besar saat majikan memberikan Anda bonus atau lembur. Besarnya gaji lembur TKW Hongkong sendiri juga sangat menggiurkan karena bisa mencapai Rp10.000.000 dalam sebulan.
Menurut Mboke Samsul Jessen, besarnya gaji UMR Hongkong ini juga bisa menjadi lebih kecil karena ada potongan saat hendak libur. Dia juga menambahkan bahwa setiap majikan memiliki kebijakan masing-masing dalam memberikan jatah libur.
Namun tentunya menjadi TKW di hongkong pun mempunyai resikonya,jangan hanya memikirkan gaji TKW Hongkong saja, tetapi perhatikan biaya hidup yang harus Anda bayarkan.
Penempatan migran terbanyak tercatat di kawasan Asia. Urutan penempatan pertama adalah Hong Kong dengan jumlah 60 ribu pekerja migran pada 2022. Angka itu meningkat dari sebelumnya yang berjumlah 52 ribu pekerja.
Kedua, Taiwan dengan jumlah 53 ribu pekerja. Jumlah ini meroket tajam dari sebelumnya yang hanya mencapai 7,8 ribu pekerja pada 2021. Ketiga, Malaysia, dengan jumlah 43 ribu pekerja. Capaian itu juga melonjak jauh dari sebelumnya yang hanya 563 pekerja pada 2021.
Adapun penempatan paling rendah berada di Brunei Darussalam, dengan jumlah 513 pekerja (2022) dan 4 pekerja (2021). Selain itu Sri Lanka sebanyak 99 pekerja (2022) dan 36 pekerja (2021). (*)