SUKABUMIKU.id – Keresahan melanda warga SMAN 3 Kota Sukabumi menyusul isu kembalinya seorang guru yang diduga melakukan pelecehan seksual dua tahun lalu. Isu ini menyebar luas di kalangan siswa dan orang tua, memicu kekhawatiran dan penolakan yang diwujudkan melalui petisi dan unggahan di media sosial.
Menanggapi isu tersebut, pihak sekolah melalui Humas Asep Rahmat Kurniawan membantah kabar kembalinya guru tersebut. Asep juga mengklarifikasi bahwa kasus pelecehan yang terjadi sekitar dua tahun lalu melibatkan seorang guru dan siswi, namun bukan dalam bentuk hubungan intim. Dugaan pelecehan berupa sentuhan atau perlakuan yang membuat siswi merasa tidak nyaman.
“Kronologisnya, ada siswa yang melapor mengenai tindakan pelecehan seksual. Walaupun bukan dalam konteks pelecehan yang sebenarnya, pihak sekolah tetap mengutuk tindakan tersebut. Namun, redaksi pelecehan seperti apa yang dimaksud, yang bersangkutan tidak menceritakan secara jelas.” Jelas asep, sewaktu di wawancara oleh awak media pada tanggal (12/04).
Asep menambahkan bahwa laporan tersebut diproses secara internal melalui musyawarah antara korban dan terduga pelaku, tanpa melibatkan kepolisian.
Hasilnya, kedua belah pihak sepakat untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum. Terduga pelaku kemudian dimutasi dari sekolah setelah dilaporkan ke dinas pendidikan.
Isu ini kembali mencuat karena terduga pelaku terlihat mendatangi sekolah dan menyapa siswa serta guru. Pihak sekolah menegaskan bahwa kunjungan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada undangan atau penugasan resmi dari sekolah.
“Yang bersangkutan hadir saat apel sekolah, mungkin hanya sebatas silaturahmi. Tidak ada undangan atau penugasan SK baru dari kepala sekolah,” jelas Asep. (Mrf)