SUKABUMIKU.id – Ulama Sukabumi KH Fajar Laksana mendapat penghargaan dari United Nations (UN) ECOSOC (Economi sosial council) Perwakilan Aspac (Asia Pacific).
Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath tersebut diganjar penghargaan oleh UN ECOSOC atau Dewan Ekonomi dan Sosial pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Public-Private Partnership.
Penghagaan tersebut diserahkan oleh Mohammad Soleh Ridwan selaku Ambassador Kingdom of Prussia Kaningard Russia sekaligus perwakilan UN ECOSOC untuk Asia Pasifik pada Kamis 23 Mei 2024.
“Public-private partnership itu diberikan oleh lembaga United Nation ECOSOC di wilayah Asia Pasifik. Jadi itu diberikan kepada siapapun orang orang baik itu di Indonesia, di Asia Tenggara ataupun di seluruh dunia yang telah memahami bagaimana menciptakan sesuatu dalam program program yang bersifat sustainable development goals baik itu di bidang sosial maupun ekonomi yang bermanfaat,” katanya.
Menurutnya, kiprah Fajar Laksana dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya sudah terlihat nyata. Selain dikenal sebagai pendekar silat, Fajar Laksana juga dikenal sebagai pencipta kesenian Bola Lengeun Seneu (Boles) atau bola api yang dimainkan menggunakan tangan dan kesenian Ngagotong Lisung.
“Kita mengetahui lebih dari 30 tahun sesepuh di sini KH Fajar Laksana bukan hanya memberikan inspirasi khususnya di wilayah Sukabumi. Tetapi juga sering memberikan inspirasi sebagai motivator sebagai kreator menciptakan seni dan budaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, nasional maupun internasional. Ini adalah bagian dari national heritage yang harus kita jaga dan kembangkan,” ujarnya.
Sehingga pihaknya menilai bahwa ulama yang juga pendiri Museum Prabu Siliwangi tersebut layak mendapatkan penghargaan tersebut. Terlebih, Fajar Laksana juga dikenal sebagai ulama yang giat melakukan pemberdayaan umat melalui pendidikan gratis.
“Kita tahu bahwa pak kyai itu lebih dari 30 tahun sosial ekonomi dibangun. Banyak umat yang tercerahkan banyak umat yang terangkat cerdas kemandirian. Inilah satu hal yang menginspirasi banyak orang untuk kita sebarkan sehingga menjadi trigger bagi orang lain untuk berbuat,” tambahnya.
“Makanya di internasional itu ada program Sustainable Development Goals (SDGs) 17. Ini bisa kita ambil salah satunya dengan Collaborating international kita memperkenalkan seni budaya daerah ini ke internasional. Kita tunjukkan bahwa karakter orang orang Indonesia ini tepo selironya baik berakhlakul karimah,” jelasnya.
Sementara itu, Fajar Laksana mengatakan, berbagai kegiatan sosial hingga seni budaya yang gencar dilakukan olehnya dipublikasikan melalui media sosial. Sehingga dari PBB meliriknya untuk diberikan penghargaan tersebut melalui UN ECOSOC.
“Kami menyampaikan kebetulan saya punya rekan rekan di tingkat nasional dan internasional. Kegiatan aktivitas ini sering saya upload karena jaman dunia medsos sekarang lebih mudah dari mulai sebetulnya dari enam tahun lalu saya menyampaikan informasi informasi kegiatan museum itu,” pungkasnya.
“Ketika sudah ada hasil penelitian di Museum Prabu Siliwangi dari BRIN maka perwakilan dari United Nation Economic Social Council itu perwakilan PBB tertarik. Karena mereka itu perwakilan dari UN ECOSOC wilayah Aspac (asia pacific) yang tugasnya memang mencari potensi pontensi sosial budaya orang Indonesia,” ujarnya.
Penghargaan tersebut akan dijadikannya sebagai bahan bakar motivasi untuk terus mengembangkan seni budaya dan kearifan lokal.
“Karena ini dilakukan oleh pihak swasta pihak individu pribadi maka Alhamdulillah UN ECOSOC memberikan penghargaan kepada kita. Penghargaan ini untuk motivasi saja bahwa apresiasi dunia internasional perjuangan kita ini dalam rangka menjaga seni budaya, kearifan lokal ini oleh mereka diberikan apresiasi dan penghargaan,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Kingdom of Prussia, Russia untuk menampilkan seni budaya pencak silat, main Boles, dan Ngagotong Lisung.
“Selanjutnya ini akan ada undangan ke kita untuk tampil di Prussia ini dan itu nanti kita siapkan tampilan budaya. Jadi penampilan budaya kita tampil di Prussia dan juga dari sana datang ke sini,” pungkasnya. (Ky)