Sosok

Kisah Kyai Bangun Rumah dengan 5 Tempat Ibadah, Ko Bisa?

×

Kisah Kyai Bangun Rumah dengan 5 Tempat Ibadah, Ko Bisa?

Sebarkan artikel ini
Kisah Kyai Bangun Rumah dengan 5 Tempat Ibadah, Ko Bisa?
Foto 5 Tempat Ibadah / Ist

SUKABUMIKU.id  – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah oase kedamaian dan toleransi berdiri kokoh di Desa Balerejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun Kisah Kyai.

Rumah kediaman almarhum Kiai Haji Ali Mursyid, seorang tokoh agama dan masyarakat yang dihormati, menyimpan sebuah keunikan yang luar biasa, yaitu keberadaan lima tempat ibadah dari agama yang berbeda dalam satu kompleks.

Pemandangan ini bukan hanya menakjubkan, tetapi juga menjadi simbol hidup dari nilai-nilai toleransi dan persatuan yang beliau ajarkan.

KH Ali Mursyid, yang dikenal luas sebagai sosok yang inklusif dan memiliki pergaulan luas, mewariskan sebuah teladan yang mendalam tentang bagaimana kerukunan antarumat beragama dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Rumah beliau bukan sekadar tempat tinggal, melainkan juga ruang silaturahmi bagi berbagai kalangan, tanpa memandang latar belakang keyakinan.

Keberadaan lima tempat ibadah yang terdiri dari masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng di dalam satu area rumah menjadi representasi nyata dari prinsip “Bhinneka Tunggal Ika” yang beliau pegang teguh.

Kepala Desa Bulakrejo, M Zaenuri, mengatakan kelima tempat ibadah tersebut mulai dibangun KH Ali Mursyid sejak tahun 1980-an. Kini, rumahnya tersebut boleh dikunjungi siapapun dan dibuka untuk umum.

Dulu, almarhum KH Ali Mursyid merupakan mantan kepala desa dan tokoh agama setempat, yang pernah menimba ilmu dari berbagai pondok pesantren.

“Beliau ini bukan pengusaha. Ketika ada yang sakit bisa diobati hingga sembuh, keluarganya ini kembali lalu memberi hadiah,” kata Zaenuri.

Tamu dari KH Ali Mursyid bermacam-macam, mulai dari masyarakat sekitar, pengusaha, hingga pejabat dari berbagai daerah.

Selain itu, Zaenuri juga mengatakan bahwa KH Ali Mursyid tidak mempunyai keturunan, karena memang tidak pernah menikah hingga meninggal pada tahun 2007 lalu.

Saat ini, rumah tersebut dihuni oleh keponakan KH Ali Mursyid yaitu Ali Muslih. Namun, Ali Muslih ini tidak menjadi tabib seperti KH Ali Mursyid.

Keberadaan lima tempat ibadah dalam satu kompleks rumah ini tentu saja menarik perhatian banyak orang. Rumah KH Ali Mursyid di Balerejo seolah menjadi “laboratorium” hidup, tentang bagaimana perbedaan dapat dirayakan dan menjadi kekuatan untuk membangun harmoni.

Lebih dari sekadar bangunan fisik, keberadaan lima tempat ibadah ini adalah warisan spiritual yang sangat berharga. Ini adalah cerminan dari visi seorang tokoh agama yang melampaui batas-batas keyakinan sempit, dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan universal.(Sei)