Sejarah

Lebih dari Sekadar Kuliner, Inilah Warisan Budaya Hamzah Sulaiman Lewat Raminten

×

Lebih dari Sekadar Kuliner, Inilah Warisan Budaya Hamzah Sulaiman Lewat Raminten

Sebarkan artikel ini
Lebih dari Sekadar Kuliner, Inilah Warisan Budaya Hamzah Sulaiman Lewat Raminten
Foto Hamzah Sulaiman / Istimewa

SUKABUMIKU.id  – Kepergian Hamzah Sulaiman, sosok di balik ikon kuliner “Raminten,” meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Yogyakarta dan pecinta kuliner nusantara. Lebih dari sekadar pemilik restoran, Hamzah adalah visioner yang mampu menyatukan kekuatan budaya Jawa dan dunia kuliner dalam sebuah pengalaman unik yang tak terlupakan.

Raminten, yang dikenal melalui restoran legendaris House of Raminten, bukan hanya tempat makan. Ia adalah perwujudan identitas budaya: dari interior khas Jawa, pelayan berpakaian adat, hingga sajian yang menggugah rasa dan penuh filosofi lokal. Konsep yang diusung Hamzah menyulap jamuan makan menjadi panggung budaya yang menyentuh sisi batin para pengunjungnya.

Hamzah Sulaiman sendiri adalah seniman dan budayawan yang begitu mencintai Yogyakarta. Melalui karakter “Raminten”—yang pertama kali dikenalkan lewat sebuah acara TV lokal—ia menyisipkan pesan kebhinekaan, toleransi, dan keindahan tradisi Jawa yang dibalut dengan sentuhan humor dan keramahan.

Figur Raminten yang androgini menjadi simbol keterbukaan dan inklusivitas, jauh sebelum isu keberagaman marak diperbincangkan secara nasional.

Warisan Hamzah tidak hanya dikenang lewat rasa khas makanan seperti wedang uwuh, nasi liwet, atau tahu bola, tetapi juga lewat keberaniannya dalam merawat dan memperkenalkan kearifan lokal di tengah derasnya arus modernisasi. Kini, meski ia telah tiada, semangat dan nilai yang ditanamkan melalui Raminten akan terus hidup dan menjadi rujukan bagi siapa pun yang mencintai budaya dan kuliner Indonesia.

Kepergian Hamzah Sulaiman adalah kehilangan besar, namun jejaknya akan terus membekas dalam sejarah kuliner dan kebudayaan Yogyakarta.(Sei)