SUKABUMI – Sebuah kisah pernikahan yang berakhir tragis menggemparkan publik di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebuah acara sakral yang seharusnya menjadi momen bahagia sepasang kekasih, berubah menjadi petaka ketika Rodi meluapkan amarahnya setelah mengetahui fakta tentang calon istrinya.
Ia merasa ditipu karena Nurdiana yang dikiranya masih gadis, ternyata sudah pernah menikah berkali-kali. Peristiwa ini bermula ketika Rodi dan keluarganya sedang mempersiapkan pernikahan dengan Nurdiana.
Menurut informasi dari Kepala Desa Bakan, Jefry, kejadian tak terduga ini terjadi setelah prosesi akad nikah. Jefry membenarkan bahwa Nurdiana memang sudah pernah menikah sebelumnya.
Baca Juga : Akhir Pekan Seru di Kopi Nako Sukabumi: Nikmati Kopi Hemat dengan Pemandangan Indah
Bahkan, berdasarkan informasi dari Bhabinkamtibmas, pernikahan dengan Rodi ini adalah yang keempat kalinya bagi Nurdiana. Kenyataan pahit ini baru terungkap setelah akad nikah dilangsungkan, membuat keluarga Rodi merasa sangat tertipu.
Mereka mengibaratkan kejadian ini seperti “menerima kado palsu”. Kekecewaan memuncak, dan keluarga Rodi menuding pihak desa serta keluarga Nurdiana tidak transparan sejak awal, mengenai riwayat pernikahan sang mempelai wanita.
Suasana pelaminan yang seharusnya penuh sukacita dan kebahagiaan, seketika berubah menjadi arena luapan emosi. Kemarahan Rodi tidak terbendung, dan puncaknya, keluarga Rodi memilih untuk meninggalkan lokasi resepsi.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Ibu Yatin: Dari Dapur Rumahan, Rengginang Mendunia Hingga Berangkat Umrah Sekeluarga
Insiden ini menyebabkan Nurdiana, sang pengantin wanita, mengalami syok berat. Ia bahkan dikabarkan pingsan di tempat karena tidak kuat menahan rasa malu, dan tekanan yang luar biasa akibat terungkapnya kebenaran di hadapan banyak orang.
Ironisnya, malam pertama pernikahan pun belum sempat dinikmati oleh pasangan ini. Setelah akad nikah, Rodi dan Nurdiana sempat mengikuti prosesi adat Nyongkolan.
Nyongkolan yaitu tradisi iring-iringan pengantin dari rumah pria di Lombok Timur, menuju rumah wanita di Lombok Tengah. Namun iring-iringan yang seharusnya meriah tersebut, kini terasa mengiringi kenangan pahit yang menghampiri kedua mempelai.
Baca Juga : Donat Susu Malaysia Sukabumi Viral di Alun-Alun Utara 3 Donat Besar Hanya Rp20 Ribu
Atas kerugian yang mereka alami, pihak keluarga Rodi sempat mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum. Mereka berencana menuntut ganti rugi atas seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk pernikahan, mulai dari mahar, biaya resepsi, hingga prosesi adat.
Tidak hanya itu, mereka juga menuntut kompensasi atas kerugian immaterial yang mereka rasakan akibat penipuan ini. Meskipun demikian, kabar terbaru menyebutkan bahwa kedua belah pihak akhirnya telah mencapai kesepakatan damai.
Seluruh biaya dan mahar yang telah dikeluarkan oleh Rodi dikabarkan telah dikembalikan.
Kisah ini menjadi pengingat penting bagi banyak orang bahwa meskipun cinta bisa membutakan, sangat dianjurkan untuk membuka mata lebar-lebar dan mencari tahu kebenaran sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Keterbukaan dan kejujuran adalah fondasi utama dalam membangun rumah tangga yang kokoh, agar tidak berakhir seperti pernikahan yang berubah petaka di Lombok ini.(Sei)