SUKABUMI – Proyek pembangunan jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) Seksi III yang menghubungkan Parungkuda hingga Sukabumi Barat (Cibolang), berdampak langsung pada lahan pemakaman warga di Kampung Leuwi Peti, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Sebanyak 260 makam terpaksa direlokasi demi kelancaran pembangunan infrastruktur nasional tersebut.
Proses pemindahan makam telah dimulai sejak Selasa, 1 Juli 2025, dan ditargetkan rampung dalam waktu sekitar 10 hari ke depan. Lokasi pemindahan dilakukan ke tiga tempat pemakaman umum (TPU) terdekat, yaitu TPU Pasir Kuwil, TPU Leuwi Peti, dan TPU Nagrak Hilir, dengan jarak 600 meter hingga satu kilometer dari lokasi semula.
Camat Nagrak, Adang Sutianda, membenarkan bahwa area pemakaman itu terdampak langsung proyek strategis nasional. “Jumlah makam di sana sebanyak 260, dan semuanya akan dipindahkan ke lokasi yang telah disiapkan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (6/7/2025).
Baca Juga: Khidmat Tahun Baru Islam, TB Cahaya Mandiri Sunat Massal 95 Anak
Sementara itu, Ketua Panitia Pemindahan Makam, Dadi Rusnadi, menjelaskan bahwa proses relokasi dilakukan secara bertahap. “Kami membentuk 26 kelompok, masing-masing terdiri dari 10 orang. Setiap hari ditargetkan memindahkan 26 makam. Hingga saat ini sudah 78 makam yang berhasil dipindahkan,” jelasnya.
Dadi menambahkan bahwa panitia menjaga komunikasi intensif dengan masyarakat untuk menghindari kesalahpahaman. “Kami libatkan kepala dusun, RT, dan para kuncen. Setiap kelompok pemindah juga kami beri satu koordinator khusus,” tambahnya.
Untuk setiap makam yang dipindahkan, keluarga mendapatkan uang santunan sebesar Rp 1,2 juta. Dana tersebut dikelola oleh panitia dan bersumber dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Tol Bocimi. Santunan tersebut termasuk untuk biaya pembuatan nisan baru bagi jenazah yang dipindahkan.
Baca Juga: Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Anang, Dukung Revisi UU Sisdiknas
Menariknya, dalam proses pemindahan ditemukan beberapa makam tua yang kondisinya masih utuh. Salah satunya adalah makam Pak Udin dan Bah Acin, yang diperkirakan telah dimakamkan lebih dari 50 tahun lalu.
“Saat makam mereka dibuka, kain kafannya masih menyatu, walau hanya tersisa tulang. Kami bungkus ulang agar lebih rapi dan tidak rusak,” kisah Dadi.
Proses relokasi berlangsung lancar dan tertib tanpa hambatan berarti. Masyarakat sekitar menunjukkan sikap terbuka dan kooperatif demi mendukung pembangunan tol yang diharapkan mempercepat konektivitas wilayah Sukabumi dengan kawasan lain di Jawa Barat.
“Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Ini memang bukan hal mudah, tapi masyarakat menunjukkan semangat kebersamaan untuk mendukung pembangunan yang membawa manfaat jangka panjang,” tutup Dadi. (Ndiw)