SUKABUMIKU.id – Kabupaten Sukabumi diguncang rentetan kekerasan pelajar yang terjadi di tiga lokasi berbeda dalam sepekan terakhir. Insiden-insiden ini, mulai dari duel ala gladiator, tawuran massal, hingga pembacokan, mengungkapkan fakta mengkhawatirkan tentang maraknya kekerasan di kalangan remaja dan memicu keprihatinan publik.
Duel Gladiator Viral di Ciracap
Kamis (9/1/2025), sebuah video duel ala gladiator antara siswa SMP di Kampung Pasirangin, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan anak-anak di bawah umur saling bertarung di tengah sorakan teman-teman mereka. Kapolsek Ciracap, Iptu Taufik Hadian, membenarkan keaslian video tersebut dan telah melakukan penyelidikan bersama Danramil setempat. Kepala SMPN 3 Ciracap, Didin Saepudin, menyatakan keprihatinannya dan berjanji akan menindak tegas para pelaku serta melibatkan orang tua dalam pembinaan.
Tawuran Berdarah Tiga SMK di Tegalbuleud
Sabtu (11/1/2025) dini hari, tawuran antar pelajar dan alumni dari tiga SMK terjadi di Jalan Raya Rambay, Kecamatan Tegalbuleud. Tiga pelajar SMK Sagaranten terluka parah akibat sabetan senjata tajam. Video tawuran tersebut juga beredar di media sosial, memperlihatkan sejumlah remaja membawa senjata tajam. Kapolsek Tegalbuleud, Iptu Azhar Sunandar, menduga tawuran dipicu dendam lama antar sekolah yang diprovokasi melalui media sosial. Lokasi tawuran yang jauh dari permukiman membuat warga enggan melerai. Polisi telah mengamankan barang bukti berupa dua senjata tajam, satu sarung celurit, dan sebuah helm, sementara para pelaku masih dalam pengejaran.
Pembacokan di Palabuhanratu
Di hari yang sama, Sabtu (11/1/2025) sore, seorang remaja putus sekolah berinisial R (14) menjadi korban pembacokan di Kampung Kiaralawang, Kecamatan Palabuhanratu. R menderita luka serius di pelipis dan pipi kiri akibat sabetan senjata tajam saat terlibat duel di Jalan Raya Patuguran. Video pembacokan tersebut juga viral di media sosial. Polisi bergerak cepat dan mengamankan enam remaja yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut, kurang dari lima jam setelah kejadian. Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menyatakan motif pembacokan adalah duel satu lawan satu.
Peran Multi Pihak Diperlukan
Rentetan kekerasan pelajar ini menunjukkan pola yang melibatkan dendam, pengaruh senior, dan provokasi media sosial. Peran aktif orang tua, sekolah, dan penegak hukum sangat krusial untuk memutus mata rantai kekerasan ini. Pembinaan intensif dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku harus diprioritaskan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi muda. (mrf/*)