Ekonomi

Skandal Oplosan Pertamax: Dampak Nyata Terhadap Pedagang Kecil di Karawang

×

Skandal Oplosan Pertamax: Dampak Nyata Terhadap Pedagang Kecil di Karawang

Sebarkan artikel ini
Pertamina Sukabumi
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat melalui Sales Area Sukabumi, mengklaim kehandalan pasokan dan penyaluran BBM. Foto: istimewa

SUKABUMIKU.id  – Skandal dugaan oplosan Pertamax yang melibatkan PT Pertamina Patra Niaga telah menimbulkan dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat, terutama bagi pedagang kecil di berbagai daerah, seperti yang dirasakan oleh seorang penjual es krim di Karawang. Pedagang kecil ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap praktik korupsi yang menurutnya merugikan konsumen dan langsung berdampak pada biaya operasional mereka.

“Koruptor seenaknya saja bohongi kami (pedagang kecil), dampaknya nyata untuk kesejahteraan kami, semua jadi kurang karena biaya bensin mahal,” ujar sang pedagang es krim dengan penuh kekecewaan. Ia menjelaskan bahwa harga bahan bakar yang tidak stabil akibat skandal oplosan ini menyebabkan kenaikan biaya produksi yang cukup signifikan, yang akhirnya terpaksa diteruskan kepada konsumen.

Pedagang kecil seperti dirinya, yang bergantung pada kestabilan harga bahan bakar, merasa tertekan dengan keadaan ini. Biaya operasional yang semakin tinggi membuat mereka kesulitan dalam menjaga harga jual tetap terjangkau bagi konsumen, yang pada gilirannya mengurangi daya beli masyarakat. “Kami yang kecil ini justru yang kena dampaknya langsung,” tambahnya.

Skandal ini berawal dari dugaan praktik oplosan Pertamax yang melibatkan oknum-oknum di PT Pertamina Patra Niaga. Berdasarkan penyelidikan Kejaksaan Agung, dugaan pengoplosan bahan bakar ini terjadi antara tahun 2018 hingga 2023, dengan Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, menjadi salah satu tersangka. Tindakan ini diduga menyebabkan kerugian besar bagi konsumen, baik dalam hal kualitas bahan bakar maupun harga jual yang tidak wajar.

Kenaikan harga bahan bakar yang terjadi akibat skandal ini berimbas pada seluruh sektor perekonomian, tak terkecuali pedagang kecil. Menurut banyak pengamat ekonomi, kenaikan biaya operasional yang berasal dari bahan bakar akan menyebabkan inflasi harga barang dan mengganggu keseimbangan ekonomi mikro, di mana masyarakat kelas bawah akan menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya.

Pedagang kecil seperti penjual es krim ini berharap agar pihak berwenang segera menuntaskan kasus ini dengan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku korupsi. Mereka menginginkan agar keadilan ditegakkan demi melindungi kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada daya beli konsumen yang kini semakin tergerus akibat biaya hidup yang terus meningkat.

Selain itu, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) juga menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh skandal ini. Mereka mendesak agar pihak terkait segera mengambil langkah yang tepat untuk menanggulangi kerugian yang dialami masyarakat, terutama para pedagang kecil yang paling terdampak.(Sei)