SUKABUMI – Langkah spontan dan penuh keberanian dari Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana yang akrab disapa Jaro Midun mengundang simpati luas dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. Ia menyatakan bahwa insiden ini tak bisa dipandang sebelah mata dan akan menjadi pembahasan serius bersama Bupati Sukabumi, Asep Japar.
“Masalah ini sedang kami telaah. Akan dibicarakan lebih dalam bersama Pak Bupati. Kami ingin memastikan kejadian seperti ini tidak terulang. Ini sebenarnya soal miskomunikasi,” ujar Budi, Senin (26/5/2025).
Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, turut membenarkan bahwa laporan terkait telah diterima. Ia menambahkan, persoalan ini akan dikaji secara mendalam oleh panitia khusus (Pansus). “Sudah kami terima, dan Pansus akan membahas lebih detail,” ungkapnya singkat.
Baca Juga: Polsek Jampangkulon Tertibkan Pengguna Knalpot Brong, Puluhan Motor Diamankan
Kisah yang menyentuh hati ini bermula saat Jaro Midun didatangi warganya di tengah malam. Pukul satu dini hari, sebuah keluarga dalam kondisi panik mengetuk pintu rumahnya. Salah satu anggota keluarga mereka mengalami sesak napas akut. Parahnya, pasien tersebut tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Tanpa banyak bicara, Jaro Midun langsung mengantar pasien ke RSUD Palabuhanratu. “Saya sadar ini soal hidup dan mati. Tak mungkin saya diam saja,” ujarnya dengan suara penuh emosi.
Namun, masalah lain muncul. Karena tidak memiliki KIS, pasien tak bisa mendapat layanan gratis. Program KIS yang dibiayai APBD pun belum berjalan akibat kendala anggaran dari pemerintah daerah.
Baca Juga: Stadion Surya Kencana Sukabumi Direncanakan Akan Direnovasi Menjadi Stadion Bertaraf Nasional
Selama tiga hari dirawat sebagai pasien umum, biaya rumah sakit membengkak hingga hampir Rp2 juta. Saat hendak pulang, keluarga pasien kebingungan. Tak ada uang. Tak ada harapan.
Jaro Midun kembali datang. Kali ini, ia hanya membawa uang Rp500 ribu seluruh isi dompetnya. Menyadari jumlah itu tak cukup, ia mengambil keputusan berani: menyerahkan STNK mobil pribadinya sebagai jaminan.
“Saya bilang ke pihak rumah sakit, ini STNK mobil saya. Saya cuma ingin warga saya bisa pulang, bisa hidup dengan layak,” katanya tegas.
Baca Juga: Santriwati Asal Surade Sukabumi Raih Juara Nasional Olimpiade Amtsilati 2025, Ibunda Dihadiahi Umroh
Tindakan itu bukan hanya menyelamatkan satu nyawa, tetapi juga membuka mata banyak pihak. Di balik jabatan dan protokol, Jaro Midun menunjukkan bahwa empati masih hidup. Bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang memilih berdiri di sisi rakyat meski harus mengorbankan miliknya sendiri.
“Ini bukan tentang saya. Ini tentang hak asasi. Kesehatan adalah hak, bukan kemewahan,” pungkasnya. (Ndiw)