Berita Utama

Sukabumi Berusia 111 Tahun: Refleksi Sejarah dan Semangat Pembaharuan

×

Sukabumi Berusia 111 Tahun: Refleksi Sejarah dan Semangat Pembaharuan

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Perayaan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi menjadi momen refleksi yang khidmat sekaligus membangkitkan semangat bagi seluruh warga.

Sebagai pembuka rangkaian acara, Pemerintah Kota Sukabumi mengadakan upacara ziarah ke Taman Makam Pahlawan Suryakencana pada hari Kamis, (10/04).

Ziarah ini adalah bentuk penghormatan tertinggi kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa, khususnya bagi Kota Sukabumi.

Upacara dipimpin oleh Walikota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan dihadiri oleh Wakil Walikota, perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), aparatur pemerintah, organisasi masyarakat, mahasiswa, serta pelajar.

Suasana hening dan khidmat menyelimuti jalannya upacara. Seluruh peserta bersama-sama memanjatkan doa dan menaburkan bunga, sebagai simbol penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pendahulu.

Ziarah ini menjadi bagian dari serangkaian acara yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi, dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mempererat tali persaudaraan antar warga.

Di hari yang sama, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sukabumi menggelar Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka merayakan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi. Acara yang bertempat di Ruang Rapat Paripurna DPRD ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting daerah.

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, turut hadir bersama Walikota Ayep Zaki, Wakil Walikota Bobby Maulana, dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Jawa Barat, Kusmana Hartadji. Jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat juga terlihat memenuhi ruang rapat.

Tema yang diusung pada peringatan tahun ini, yaitu “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya,” mencerminkan harapan dan ajakan untuk menjadikan kota ini lebih bersih, pintar, harmonis, religius, dan berdaya saing.

Dalam pidatonya, H. Ayep Zaki menyampaikan bahwa sejak didirikan pada tanggal 1 April 1914, Kota Sukabumi telah melewati perjalanan panjang yang penuh tantangan. Setiap periode dalam sejarah kota ini memberikan pelajaran dan pengalaman berharga.

Para pemimpin kota dari masa ke masa terus berupaya menjadikan Sukabumi sebagai kota yang “Reugreug Pageuh Répéh Rapih”. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai dasar dan fondasi kota ini sangatlah penting.

Walikota menjelaskan bahwa Kota Sukabumi pada awalnya dikenal sebagai “Kota Praja,” yang berarti kota yang dibangun untuk memberikan pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Istilah “praja” merujuk pada rakyat, sehingga pembangunan Kota Sukabumi harus selalu mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun masyarakat yang kuat secara fisik dan mental.

Masyarakat yang memiliki fondasi spiritual dan material yang kuat akan menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, yang pada gilirannya akan mendorong kemajuan pembangunan kota. Harapannya, Kota Sukabumi dapat menjadi tempat yang bersih, cerah, dan penuh harapan di masa depan.

Ayep Zaki menambahkan bahwa kedamaian akan menciptakan masyarakat yang tertib dan harmonis. Ia mengutip pepatah Sunda “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak” sebagai simbol persatuan dan gotong royong.

Kondisi ideal masyarakat adalah komunitas yang menjunjung tinggi nilai saling menghargai, menyayangi, dan membimbing, yang perlu terus dipupuk dalam kehidupan modern.

Walikota juga menekankan bahwa jika kota ini telah kokoh dan damai, Sukabumi dapat menjadi kota yang mandiri dan sejahtera.

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu indikatornya, yang menunjukkan kemampuan kota dalam membiayai pembangunan secara mandiri. Kota yang mandiri adalah kota yang memiliki harga diri dan nilai, serta mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas.

Fasilitas dan layanan dasar kota, seperti akses air bersih, listrik, pengelolaan sampah, dan infrastruktur jalan yang baik, harus ditingkatkan.

Selain itu, pendidikan yang berpihak pada rakyat juga harus diperkuat. Para pemimpin daerah harus aktif turun ke lapangan, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan memastikan bahwa pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Melalui semangat perayaan Hari Jadi ke-111 ini, diharapkan seluruh warga dapat menjaga persatuan dan mewujudkan Kota Sukabumi yang benar-benar bersinar. (Mrf)