Berita SukabumiBerita UtamaKabupaten Sukabumi

Tragis! Herang, Pemuda Kalibunder Yang Bunuh Ibu Kandung Dengan Garpu Tanah, Meninggal Dunia

×

Tragis! Herang, Pemuda Kalibunder Yang Bunuh Ibu Kandung Dengan Garpu Tanah, Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini
RA alias Herang (26), pemuda asal Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, sebelum meninggal. Foto/Ist.

SUKABUMI — RA alias Herang (26), pemuda asal Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, yang sempat menggemparkan publik karena membunuh ibu kandungnya sendiri, dikabarkan meninggal dunia. Herang meninggal pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 09.45 WIB.

Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Desa Sekarsari, Awan. Ia menyebutkan, sebelum meninggal dunia, Herang sempat menjalani perawatan di RSUD Jampangkulon akibat penyakit paru-paru basah yang dideritanya.

“Karena tidak ada satu pun keluarga yang bersedia merawat, kami bersama perangkat desa dan tenaga kesehatan mengambil inisiatif merawat almarhum di kantor desa,” ungkap Awan saat dikonfirmasi.

Baca Juga: Tingkatkan Kesiapsiagaan, BKAD Kiara Gadung Gelar Pelatihan Relawan Bencana di Warungkiara

Menurutnya, keluarga besar Herang menolak untuk merawatnya, kemungkinan besar karena trauma dengan tragedi memilukan yang terjadi satu tahun lalu.

“Ya mungkin mereka trauma atas kejadian pembunuhan setahun yang lalu, mereka takut kejadian itu terulang kembali,” lanjut Awan.

Seperti diketahui, pada 13 Mei 2024 silam, Herang membunuh ibu kandungnya, Inas (44), menggunakan garpu tanah. Aksi keji itu dilakukan di rumah mereka sekitar pukul 17.30 WIB.

Kasus ini sontak menggemparkan wilayah Pajampangan. Setelah dilakukan penyelidikan, Herang dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan, sehingga proses hukum tidak bisa dilanjutkan. Ia kemudian dirujuk untuk mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan jiwa di Sukabumi.

Baca Juga: Muspika Jampangkulon Tinjau Lapangan Kandang Luhur Untuk Persiapan PHBN Ke-80

Namun, lantaran kondisi kesehatannya semakin memburuk, pihak rumah sakit memutuskan untuk memulangkannya. Karena tak ada keluarga yang bersedia menerima, pemerintah desa akhirnya turun tangan memberikan perawatan terakhir bagi Herang.

“Almarhum sudah dimakamkan sekitar pukul 13.00 WIB tadi,” pungkas Awan.

Peristiwa ini menjadi salah satu catatan kelam bagi warga Sukabumi, mengingat tragedi tersebut menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. (Ndiw)