Sejarah

Adat yang Tak Pernah Padam, Ini Kisah Lestari Kampung Keputihan Cirebon

×

Adat yang Tak Pernah Padam, Ini Kisah Lestari Kampung Keputihan Cirebon

Sebarkan artikel ini
Adat yang Tak Pernah Padam, Ini Kisah Lestari Kampung Keputihan Cirebon
Adat yang Tak Pernah Padam, Ini Kisah Lestari Kampung Keputihan Cirebon. Foto : kang odoy channel / Youtube

SUKABUMI – Di tengah derasnya arus modernisasi, sebuah permukiman di Cirebon masih teguh memegang erat tradisi dan adat istiadat yang diwariskan leluhur.

Kampung Keputihan, begitulah namanya, menawarkan sebuah jendela ke masa lalu, di mana nilai-nilai luhur dan kearifan lokal tetap menjadi pilar kehidupan masyarakatnya.

Terletak di pusat kota Cirebon, kampung ini bukan sekadar deretan rumah, melainkan sebuah living museum yang memancarkan pesona budaya yang otentik.

Baca Juga : Intip Curug Cipeuteuy Majalengka, Pesona Air Terjun di Kaki Gunung Ciremai

Setiap tahun, masyarakat Kampung Keputihan mengadakan tradisi Sedekah Bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, atas limpahan hasil bumi.

Upacara ini biasanya dimeriahkan dengan arak-arakan hasil panen dan pertunjukan seni tradisional. Selaun itu, prosesi pernikahan di Kampung Keputihan masih mengikuti pakem adat Cirebon yang kaya akan simbolisme.

Mulai dari lamaran, siraman, hingga akad nikah dan resepsi, setiap tahapan memiliki makna filosofis yang mendalam.

Baca Juga : Kisah Yustinus Soeroso, Dari Anak Buruh Tani hingga Miliki Raja Ratusan Bus Mewah

Dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial atau pengambilan keputusan penting, masyarakat Kampung Keputihan masih mengedepankan musyawarah mufakat, yang melibatkan tokoh-tokoh adat dan sesepuh kampung.

Selain adat istiadat, arsitektur rumah-rumah di Kampung Keputihan juga menjadi daya tarik tersendiri.

Banyak bangunan yang masih mempertahankan gaya arsitektur tradisional Cirebon dengan ciri khasnya, seperti rumah limasan atau joglo, yang menggunakan material alami seperti kayu dan bambu.

Baca Juga : Menguak Candi Cangkuang Jejak Hindu di Tanah Sunda yang Sarat Sejarah

Penataan ruang dan tata letak rumah juga mencerminkan kearifan lokal, yang mengutamakan keharmonisan dengan alam.

Masyarakat Kampung Keputihan bahkan dikenal dengan keahliannya dalam berbagai seni kerajinan tangan, seperti membatik, membuat anyaman, atau kerajinan dari bahan daur ulang.

Meskipun kuat dalam melestarikan tradisi, Kampung Keputihan juga menghadapi tantangan, terutama dari pengaruh globalisasi dan modernisasi.

Namun, semangat untuk menjaga warisan leluhur tetap membara. Generasi muda mulai diajak untuk mengenal dan mencintai budayanya sendiri, melalui berbagai kegiatan dan pendidikan informal.

Kampung Keputihan adalah bukti nyata bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan kemajuan.

Ia adalah sebuah permata budaya di Cirebon yang patut dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain, untuk terus menjaga identitas dan akar budayanya.

Mengunjungi Kampung Keputihan bukan hanya sekadar berwisata, melainkan sebuah pengalaman mendalam untuk menyelami kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai.(Sei)