Berita Sukabumi

BPBD Catat Kerugian Akibat Bencana di Kota Sukabumi 2024 Capai Rp9,6 Miliar

×

BPBD Catat Kerugian Akibat Bencana di Kota Sukabumi 2024 Capai Rp9,6 Miliar

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Selama tahun 2024, bencana yang terjadi di Kota Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp9,6 miliar lebih. Nilai kerugian tersebut merupakan hasil estimasi dari 599 kejadian bencana yang terjadi sepanjang tahun lalu, dengan mayoritas disebabkan oleh dampak bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, menjelaskan bahwa besarnya nilai kerugian bencana ini sebanding dengan jumlah kejadian bencana yang terjadi sepanjang 2024.

“Berbagai kejadian bencana menimbulkan kerugian materiil ditaksir mencapai sebesar Rp9.651.250.000,” ujar Novian, Selasa (21/1).

Dari 599 kejadian bencana tersebut, banjir mendominasi dengan 248 kejadian. Selain banjir, terdapat pula bencana cuaca ekstrem yang tercatat sebanyak 182 kejadian, tanah longsor 100 kejadian, angin topan 35 kejadian, kebakaran permukiman 25 kejadian, gempa bumi 3 kejadian, dan kebakaran lahan 3 kejadian.

Bencana yang terjadi sepanjang 2024 mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan rumah warga. Sebanyak 1.432 kepala keluarga atau 1.606 jiwa terdampak, dengan korban jiwa tercatat sebanyak tiga orang. Total rumah yang rusak mencapai 1.549 unit, dengan rincian 1.281 unit rusak ringan, 198 unit rusak sedang, dan 70 unit rusak berat.

“Langkah penanggulangan bencana telah dilakukan melalui tahapan prabencana, saat bencana, dan pascabencana,” tambah Novian.

Sebagai langkah antisipasi lebih lanjut, Pemerintah Kota Sukabumi telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor melalui Surat Keputusan Wali Kota Sukabumi Nomor 188.45/268-BPBD/2024. Langkah ini diambil guna mempercepat respons dan penanggulangan bencana di daerah yang rawan bencana.

BPBD Kota Sukabumi terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antar instansi untuk meminimalkan dampak bencana di masa mendatang. (Ky)