Berita UtamaSukabumi

Butuh Pertolongan, Warga Kota Sukabumi Jadi Korban TTPO di Kamboja

×

Butuh Pertolongan, Warga Kota Sukabumi Jadi Korban TTPO di Kamboja

Sebarkan artikel ini
TPPO : Kedua orang tua korban saat menunjukan anaknya yang diduga menjadi korban TPPO di Kamboja. Foto/Suakbumiku.id

SUKABUMIKU.id – Warga berinisial DM (29) asal Jalan Pabuaran RT 03 RW 01, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.

Dugaan TPPO Bermula saat, DM berpamitan kepada kedua orang tuanya yakni, pada 10 April 2023 lalu untuk berangkat bekerja dengan teman kenalannya dari media sosial (Medsos) ke daerah Kuala Lumpur Malaysia.

“Awalnya, mau berlibur dengan pacarnya dari Jakarta dengan tujuan berlibur di Kuala Lumpur. Namun, setelah beberapa hari kami mendapat kabar bahwa anak saya dipekerjakan sebagai admin. Tapi tidak tau admin apa,” ungkap ayah korban, Ois Ismail Hadi (58) kepada wartawan, Rabu (24/5).

Setibanya di Malaysia sambung Ois, bukan mendengar kabar baik . Alih – alih anaknya tersebut tiba – tiba dijemput orang tidak dikenal di salah satu hotel yang berada di Kuala Lumpur Malaysia.

“Waktu itu masih komunikasi dan anak saya bilang ada yang jemput pada saat berada di Malaysia. Anak saya pun gak tau yang jemput siapa, tiba – tiba dia langsung disuruh masuk mobil,” paparnya.

Kemudian, anak ke tiga dari enam bersaudara dari pasangan Ois (58) dan Lia Rulianti (52), usai dijemput dia dijanjikan akan dipekerjakan dengan iming- iming gaji yang besar. Tetapi ternyata dipekerjakan tidak jelas menjadi scammer atau bertugas menipu melalui online.

“Sudah satu bulan setengah mereka kerja di sana dan tidak digaji sama sekali. Bahkan handphonenya disita semua,” jelasnya.

Diketahui, DM pun tidak sendirian dia ditemani 12 orang yang diduga menjadi korban TPPO lainnya tidak betah dan diperlakukan tidak baik sehingga meminta keluar. Namun, pihak perusahaan yang tidak jelas mempersilahkan keluar tetapi malah dibawa ke suatu tempat dan disekap dalam satu ruangan.

“Kabarnya dari KBRI atau aparat setempat, namun sudah empat hari ini malah disekap di satu ruangan daerah Sambrong dan tidak diberi makan serta minum,” jelasnya.

Ois mengaku sudah melaporkan kejadian itu ke Pemerintah Kota Sukabumi, melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) namun hingga saat ini belum ada kejelasan. Tidak hanya itu, keluarga korban juga sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Sukabumi Kota, tetapi polisi kebingungan atas laporannya itu.

“Mereka dijaga ketat petugas di sana, bahkan diperlakukan tidak baik, diajak minum-minum dan berhubungan intim. Saya berharap pemerintah maupun polisi dapat membantu anak saya bebas dan 12 orang lainnya, karena mereka sudah kelaparan,” tandasnya. (ky)