SUKABUMIKU.id – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) memainkan peran strategis melalui berbagai program preventif dan edukatif dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten Sukabumi.
Meskipun penanganan stunting bersifat kolaboratif dengan melibatkan dinas lain seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Ketahanan Pangan, DPPKB fokus pada langkah pencegahan berbasis keluarga.
Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi, Uus Firdaus menjelaskan bahwa DPPKB secara aktif menjalankan program pemberian nutrisi bergizi kepada bayi serta makanan tambahan. Namun, pendekatan mereka tidak hanya berhenti pada bantuan langsung.
“Salah satu program unggulan kami adalah sosialisasi dan edukasi tentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” ungkapnya, Sabtu (25/1/2025).
Program ini menyasar keluarga-keluarga di Kabupaten Sukabumi dengan fokus pada periode kritis sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Pada fase ini, perkembangan organ vital berlangsung pesat, sehingga nutrisi dan perhatian yang cukup dapat mencegah risiko stunting.
DPPKB Kabupaten Sukabumi mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang selama 1.000 HPK. Mereka juga memberikan panduan bagi ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan, memastikan imunisasi terpenuhi, serta memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
“Kami targetkan 96.184 keluarga sebagai sasaran program ini. Melalui kunjungan langsung ke masyarakat, kami melakukan promosi dan edukasi secara intensif,” jelas Uus.
Selain fokus pada kesehatan ibu dan anak, DPPKB Kabupaten Sukabumi juga gencar mempromosikan usia perkawinan ideal, yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan memastikan kesiapan fisik, mental, dan finansial sebelum menikah, risiko stunting pada anak dapat diminimalkan sejak dini.
“Bukan hanya menikah di usia ideal, pasangan juga harus tercatat memiliki buku nikah untuk memastikan perlindungan hukum dan akses kesehatan yang memadai,” tambah Uus.