Berita Sukabumi

Pemkot Sukabumi Survei Potensi Gempa Dari Patahan Aktif  

×

Pemkot Sukabumi Survei Potensi Gempa Dari Patahan Aktif  

Sebarkan artikel ini
Pemkot Sukabumi
Pemkot Sukabumi saat menggelar survei potensi bencana gempa di Kota Sukabumi dari patahan aktif, di Ballroom Hotel Horison, Foto/istimewa

SUKABUMIKU.id – Pemkot Sukabumi melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) berupaya mengantisipasi potensi bencana gempa dari patahan aktif.

Salah satunya dengan menggelar kegiatan survei patahan aktif gempa bumi daerah Sukabumi .

Kegiatan survei di Ballroom Hotel Horison Sukabumi dilakukan langsung oleh Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan dipimpin oleh Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan ikuti Kepala Bappeda Kota Sukabumi Reny Rosyida Muthmainnah.

”Survei patahan yang ada di Sukabumi ini penting karena akan berdampak perjalanan Sukabumi ke depannya,” ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, kepada wartawan.

Di mana sambung Fahmi, dari data awal ini menjadi salah satu langkah strategis mengantisipasi apabila akan terjadi bencana. Sehingga Bappeda akan melakukan kajian lanjutan hasil ekpose harus diyakinkan.

BACA JUGA: Pemerintah Kota Sukabumi Raih Penghargaan UHC Award 2023

Ke depan lanjut Fahmi, proses mitigasi jadi kata kunci dalam mengantisipasi musibah. Terutama yang akan membangun rumah perhatikan struktur dan komposisinya.

” Kalau sudah dipastikan kajiannya, maka tugas melakukan penguatan minimal edukasi kepada masyarakat,” cetus Fahmi.

Intinya tolong dibenahi dari kekurangan struktur yang ada.

Fahmi menuturkan, secara umum Sukabumi memiliki kerentanan tinggi bencana baik aspek geografis, iklim beragam, dan lain senagainya. Di man, musibah bencana terjadi memberikan dampak pembangunan

BACA JUGA : Milad ke 23, SDN Desa Cibima Sukabumi

Data sektoral bencana di 2022 terjadi sebanyak 225 kali kejadian bencana. Fahmi mengatakan, ada 17 wilayah rawan bencana dan membuat kelurahan tangguh bencana seperti di Subangjaya, Baros, Karangtengah, Situmekar, dan lain lain.

” Data kebencanaan yang dimiliki jadi pegangan membuat proses dalam konteks persiapkan sejak awal mitigasi,” imbuh Fahmi.

Terkadang musibah berulang penyebab ketidakdisiplinan masyarakat dalam antisipasi bencana alam.

“Kita mendapat pelajaran dari Gempa Cianjur. Hingga saat ini proses recovery belum selesai. Mari mendesain pola mitigasi sudah sejak awal atau mempersiapkan sedini mungkin,” pungkasnya. (Ky)